Jumat, 23 Oktober 2015

Makalah IUD dan KONDOM



Makalah Pelayanan KB
PENANGGULANGAN AKSEPTOR IUD
DAN KONDOM BERMASALAH
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah pelayanan Keluarga Berencana
Dosen pengampu: Atik Ismiyati., M.Keb


http://himars.heck.in/files/akbidyo.jpg
Oleh:
1.
Lina Nur Khairiyah
140155
2.
Yosi Carenda
140159
3.
Rialita Risa Hartini
140163
4.
Puti Ritma Astuti
140169
5.
Rizki Handayani
140178
6.
Dina Mustika Rohmah
140179
7.
Hesti Windaryani
140183
8.
Poppy Heliastini Os
140187
9.
Linda Okftarini
140194




AKADEMI KEBIDANAN YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2015/2016



Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatNya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul PenanggulanganAkseptorIUD dan KondomBermasalah.
Penyusun menyadari terwujudnya makalah ini tidak akan terlaksana tanpa bantuan dan pengarahan dari semua pihak yang telah membimbing. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.      Istri Bartini, S.SiT.,MPH. selaku Direktur Akademi Kebiidanan Yogyakarta.
2.      Atik Ismiyati, M.Keb. selaku dosen pembimbing mata kuliah Pelayanan KB.
3.      Teman-teman mahasisiwi Akademi Kebidanan Yogyakarta.
Karena keterbatasan kemampuan yang ada penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca.

Wassalamu’alaikumWr. Wb



Penyusun


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.....................................................................................        ii
DAFTAR ISI....................................................................................................       iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang......................................................................................        1
B.     Rumusan Masalah.................................................................................        2
C.     Tujuan...................................................................................................        2
BAB II TINJAUN PUSTAKA
A.    IUD (Intra Uterine Device)..................................................................        3
B.     Kondom................................................................................................        7
C.     Rujukan Akseptor KB Bermasalah.......................................................        9
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan...........................................................................................      11
B.     Saran ....................................................................................................      11
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

 Keluarga berencana (KB) menurut WHO (world health organitation) adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval diantara kelahiran, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan umur suami istri, menentukan jumlah anak dalam keluarga (BKKBN, 2001).
 Sasaran utama dari pelayanan KB adalah Pasangan Usia Subur (PUS). Pelayanan KB diberikan diberbagai unit pelayanan baik oleh pemerintah maupun swasta dari tingkat desa hingga tingkat kota dengan kompetensi yang sangat bervariasi. Pemberi layanan KB antara lain adalah Rumah Sakit, Puskesmas, dokter praktek swasta, bidan praktek swasta dan bidan desa. Jenis alat /obat kontrasepsi antara lain kondom, pil KB, suntik KB, IUD, implant, vasektomi, dan tubektomi. Untuk jenis pelayanan KB jenis kondom dapat diperoleh langsung dari apotek atau toko obat, pos layanan KB dan kader desa. Kontrasepsi suntik KB sering dilakukan oleh bidan dan dokter sedangkan kontrasepsi jenis, IUD, implant dan vasektomi /tubektomi harus dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih dan berkompeten (BKKBN, 2003).
Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu program pemerintah yang dirancang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk. Program keluarga berencana oleh pemerintah adalah agar keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada pertumbuhan yang seimbang. Gerakan Keluarga Berencana Nasional Indonesia telah berumur sangat lama yaitu pada tahun 70-an dan masyarakat dunia menganggap berhasil menurunkan angka kelahiran yang bermakna.  Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Normal Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk.

1.    Apa sajakah macam – macam efek samping penggunaan IUD dan Kondom?
2.    Bagaimanakah penanganan efek samping penggunaan IUD danKondom?
3.    Bagaimana sistem rujukan akseptor KB bermasalah?

1.    Untuk mengetahui macam – macam efek samping penggunaan IUD dan Kondom.
2.    Untuk mengetahui cara penanganan efek samping penggunaan IUD dan Kondom.
3.    Untuk mengetahui prosedur rujukan akseptor KB bermasalah.






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Intra Uterine device (IUD) adalah alat kecil berbentuk-T terbuat dari plastik dengan bagian bawahnya terdapat tali halus yang juga terbuat dari plastik. Sesuai dengan namanya IUD dimasukkan ke dalam rahim untuk mencegah kehamilan. IUD mencegah sperma tidak bertemu dengan sel telur dengan cara merubah lapisan dalam rahim menjadi sulit ditempuh oleh sperma (Kusmarjadi, 2010).
Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR/IUD) merupakan alat kontrasepsi yang dipasang dalam rahim yang relatif lebih efektif bila dibandingkan dengan metode pil, suntik dan kondom. Alat kontrasepsi dalam rahim terbuat dari plastik elastik, dililit tembaga atau campuran tembaga dengan perak. Lilitan logam menyebabkan reaksi anti fertilitas dengan waktu penggunaan dapat mencapai 2-10 tahun, dengan metode kerja mencegah masuknya sprematozoa/sel mani ke dalam saluran tuba. Pemasangan dan pencabutan alat kontrasepsi ini harus dilakukan oleh tenaga medis (dokter atau bidan terlatih), dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi namun tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar infeksi menular seksual (Imbarwati, 2009).
AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) atau spiral, atau dalam bahasa Inggrisnya Intra-Uterine Devices, disingkat IUD adalah alat yang dibuat dari polietilen dengan atau tanpa metal/steroid yang ditempatkan di dalam rahim. Pemasangan ini dapat untuk 3-5 tahun dan bisa dilepaskan setiap saat bila klien berkeinginan untuk mempunyai anak. AKDR ini bekerja dengan mencegah pertemuan sperma dengan sel telur (Kusumaningrum, 2009).

Jenis IUD yang dipakai di Indonesia antara lain adalah :
a.    Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen dimana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan tembaga halus ini mempunyai efek anti fertilitas (anti pembuahan) yang cukup baik (Imbarwati, 2009).
b.    Copper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama dengan lilitan tembaga halus pada IUD Copper-T (Imbarwati, 2009).
c.    Multi load  
IUD ini terbuat dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjang dari ujung atas ke ujung bawah 3,6 cm. Batang diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektifitas. Ada tiga jenis ukuran multi load yaitu standar, small, dan mini (Imbarwati, 2009).
d.   Lippes loop
IUD ini terbuat dari polyethelene, berbentuk huruf spiral atau huruf S bersambung. Untuk memudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya Lippes loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning) dan tipe D berukuran 30 mm dan tebal (benang putih) (Imbarwati, 2009).

Cara kerja kontrasepasi spiral yaitu     :
a.       Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii.
b.      Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.
c.       Mencegah sperma dan ovum bertemu dengan membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi.
d.      AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi (Handayani, 2010).

4.      Efek Samping dan Penanganan
No.
Efek Samping
Penanganan
1.       
Amenorea
Pastikan hamil atau tidak, bila klien tidak hamil AKDR tidak perlu dicabut cukup konseling saja. Jika klien tetap saja menganggap amenorea yang terjadi sebagai masalah maka rujuk klien.
Jika terjadi kehamilan < 13 minggu dan benang AKDR terlihat cabut AKDR. Nasihankan agar kembali ke klinik, jika terjadi perdarahan ,kram, cairan berbau, atau demam. Jangan mencabut AKDR jika benang tidak kelihatan dan kehamilannya >13 minggu. Jika klien hamil dan ingin meneruskan kehamilannya tanpa mencabut AKDR jelaskan kepada klien tentang meningkatnya risiko keguguran , kehamilan preterm, infeksi, dan kehamilannya harus diawasi ketat.
2.
Kram
Pikirkan kemungkinan terjadi infeksi dan beri pengobatan yang sesuai. Jika kramnya tidak parah dan tidak ditemukan penyebabnya, cukup diberi analgetik saja. Jika penyebabnya tidak dapat ditemukan dan menderita kram berat , cabut AKDR kemudian ganti dengan AKDR baru atau cari metode kontrasepsi lain.
3.
Perdarahan yang tidak teratur dan banyak
Sering ditemukan terutama pada 3 – 6 bulan pertama. Singkirkan infeksi panggul atau kehamilan ektopik rujuk klien bila dianggap perlu. Bila tidak ditemukan kelainan patologis dan perdarahan masih terjadi dapat diberi ibuprofen 3 x 800mg untuk 1 minggu atau pil kombinasi 1 siklus saja. Bila perdarahan banyak beri 2 tablet pil kombinasi untuk 3 – 7 hari saja, atau boleh juga diberi 1,25 mg estrogen equin konyugasi selama 14-21 hari. Bila perdarahan terus berlajut sampai klien anemia cabut AKDR dan bantu klien memilih metode kontrasepsi lain.
4.
Benang hilang
Periksa apakah klien hamil. Bila tidak hamil dan AKDR masih ditempat tidak ada tindakan yang perlu dilakukan. Bila tidak yakin AKDR masih berada didalam rahim dan klien tidak hamil maka klien dirujuk untuk dilakukan pemeriksaan rontgen / usg. Bila tidak ditemukan pasang kembali AKDR sewaktu datang haid. Jika ditemukan kehamilan dan benang AKDR tidak kelihatan lihat penanganan amenorea.
5.
Cairan vagina/ dugaan penyakit radang panggul
Bila penyebabnya kuman gonokokus atau klamedia cabut AKDR dan berikan pengobatan yang sesuai. Penyakit radang panggul yang lain cukup diobati dan AKDR tidak perlu dicabut. Bila klien dengan penyakit radang panggul dan tidak ingin memakai AKDR lagi, berikan antibiotika selama 2 hari dan baru kemudian AKDR dicabut dan bantu klien untuk memilih metode kontrasepsi lain.
6.
Gangguan pada Suami
Kadang-kadang suami dapat merasakan adanya benang IUD sewaktu bersenggama. Ini disebabkan oleh benang iUD yang keluar dari porsio uteri terlalu pendek atau terlalu panjang. Untuk mengurangi atau menghilangkan keluhan ini, benang IUD yang terlalu panjang dipotong sampai kira-kira 2-8 cm dari porsio, sedang jika benang IUD terlalu pendek sebaiknya IUDnya diganti. Biasanya dengan cara ini keluhan suami akan hilang. (Sarwono, 2011)

B.     Kondom
Kondom atau biasa dikenal sebagai “karet”, “pengaman”. “selubung”, atau “profilaksis” mudah diperoleh. Harganya bervariasi tergantung merk, tetapi umumnya kondom tidak mahal.
“Menurut riwayatnya, kondom sudah digunakan di Mesir sejak tahun 1350 sebelum Masehi. Baru abad ke-18, sarung ini mendapat mama “kondom” yang pada waktu itu dipakai dengan tujuan mencegah penularan penyakit kelamin” (Sulistyawati, 2014: 55).
Kondom merupakan selubung/sarung karet sebagai salah satu metode kontrasepsi atau alat untuk mencegah kehamilan dan atau penularan penyakit kelamin pada saat bersenggama (BKKBN, 2012)

a.       Menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke dalam saluran reproduksi perempuan.
b.      Mencegah penularan mikroorganisme (IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS) dari satu pasangan kepada pasangan yang lain (khusus kondom yang terbuat dari lateks dan vinil) (BKKBN danKemenkes RI., 2012)

3.      Efek Samping dan Penanganan
No
Efek Samping
Penanganan
1.
Kondom rusak atau diperkirakan bocor (sebelum berhubungan)
Buang dan pakai kondom baru atau pakai spermisida digabung kondom.
2,
Kondom bocor atau dicurigai ada curahan di vagina saat berhubungan
Jika dicurigai ada kebocoran, pertimbangkan pemberian Morning After Pil
3.
Dicurigai adanya reaksi alergi spermisida
Reaksi alergi, meskipun jarang dapat sangat mengganggu dan bisa berbahaya. Jika keluhan menetap sesudah berhubungan dan tidak ada gejala IMS, berikan kondom alami (produk hewani : lamb skin atau gut) atau bantu klien memilih metode lain.
4.
Mengurangi kenikmatan hubungan seksual
Jika penurunan kepekaan tidak bisa ditolerir biarpun dengan kondom yang lebih tipis anjurkan pemakaian metode lain. (BKKBN,2012)

Pada dasarnya ada dua jenis kondom, yaitu kondom kulit dan kondom karet. Kondom kulit dibuat dari usus domba. Kondom karet lebih elastis dan murah sehingga lebih banyak digunakan.
a.       Kondom untuk pria
Kondom untuk pria merupakan bahan karet (lateks) poliuretan (plastik), atau bahan sejenis yang kuat, tipis, dan elastis. Benda tersebut ditarik menutupi penis yang sedang ereksi untuk menampung semen selama ejakulasi dan mencegah sperma masuk kedalam vagina. Kondom lateks dan poliuretan merupakan kondom yang efektif untuk mecegah penularan HIV/AIDS dan mengurangi risiko penyakit menular seksual. Kondom pria tidak menutupi semua area yang terpanjang, menurut CDC kondom cenderung lebih efektif digunakan untuk mencegah infeksi yang ditularkan oleh cairan dari permukaan mukosa(misal: gonorhea, klamida, trikomoniasis, dan HIV) daripada mencegah penyakit yang ditularkan dari kulit. Selaput kondom yang terbuat dari bahan alami sebagai alat untuk mencegah kehamilan tidak dapat mencegah infeksi HIV, hepatitis B, atau herpes.
b.         Kondom untuk wanita
Terbuat dari lapisan poliuretan tipis dengan cincin dalam yang fleksibel dan dapat digerakkan pada ujung yang tertutup yang dimasukkan ke dalam vagina, dan cincin kaku yang lebih besar pada ujung terbuka dibagian depan yang tetap berada di luar vagina dan terlindungi introitus. Kondom wanita hanya memiliki satu ukuran dan tidak perlu dipasang oleh pemberi pelayanan kesehatan profesional. Kondom tersebut harus dilumasi dahulu dan tersedia sekaligus dengan pelumas tambahan.
Kondom wanita tidak hanya berfungsi mencegah kehamilan, tetapi juga merupakan alat yang efektif melawan HIV, gonore, klamidia, dan trikomoniasis; apabila digunakan dengan benar. Dibanding dengan kondom untuk pria, kondom ini memungkinkan risiko lebih kecil terhadap penyakit seksual yang ditularkan lewat kulit, seperti HPV atau kutil genetalia karena alat ini menutupi sebagian besar area terpajan dan menjadi penghalang antara introitus, vulva dan pangkal penis.

Sistem rujukan dalam mekanisme pelayanan MKET merupakan suatu system pelimpahan tanggung jawab timbal balik baik secara vertical maupun horizontal atau kasus atau masalah yang berhubungan dengan MKET.  Unit pelayanan yang dimaksud disini yaitu menurut tingkat kemampuan dari yang paling sederhana berturut – turut ke unit pelayanan yang paling mampu.Untuk AKDR dapat dilakukan di Dokter dan BPS, RB, Klinik KB, Puskesmas, RS kelas D, RS kelas C, RS kelas B, RS kelas B2, dan RS kelas A.
a.       Terwujudnya suatu jaringan pelayanan MKET yang terpadu disetiap tingkat wilayah, sehingga setiap unit pelayanan memberikan pelayanan secara berhasil guna dan berdaya guna maksimal, sesuai dengan tingkat kemampuannya masing-masing.
b.      Peningkatan dekungan terhadap arah dan pendekatan gerakan KB Nasional dalam hal perluasan jangkauan dan pembinaan peserta KB dengan pelayanan yang makin bermutu tinggi serta pengayoman penuh kepada masyarakat.

Rujukan MKET dapat dibedakan atasa 3 jenis yaitu sebagai berikut :
a.       Pelimpahan kasus
b.      Pelimpahan pengetahuan dan keterampilan
c.       Pelimpahan bahan-bahan penunjang diagnostic

a.       Sasaran Obyektif
1)      PUS yang akan memperoleh peleyanan MKET
2)      Peserta KB yang akan ganti cara ke MKET
3)      Peserta KB MKET untuk mendapatksn pengamatan lanjutan
b.      Sasaran subyektif
Petugas – petugas pelayanan MKET disemua tingkat wilayah.

a.       Dokter/BPS , rumah bersalin
b.      Unit pelayanan MKET tingkat kecamatan
c.       Unit pelayanan MKET tingkat kabupaten
d.      Unit pelayanan MKET tingkat provinsi
e.       Unit pelayanan MKET tingkat pusat





A.    Kesimpulan
Macam-macam efek samping penggunaan IUD adalah perdarahan dengan penanganan memberikan ibu profen selama 5–7 hari jika tidak ditemukan penyebab lain atau jika klien masih terganggu tawarkan metode pengganti alat kontrasepsi yang lain, kram dan nyeri dengan penanganan jelaskan bahwa itu normal pada beberapa bulan pertama dan berikan asetaminophen atau ibuprofen, keluhan benang AKDR serta gangguan suamidengan penanganan benang IUD yang terlalu panjang dipotong sampai kira– kira 2–8 cm dari porsio sedangkan jika benang IUD terlalu pendek sebaiknya IUD diganti.
Macam–macam efek samping penggunaan Kondom adalah Kondom dapat tertinggal di dalam alat kelamin ibu: segera keluarkan kondom dari alat kelamin ibu karena dapat menyebabkan keputihan, iritasi lokal pada kondom : pastikan pada kondom tidak terdapat bahan tambahan. Jika timbul reaksi pada setiap penggunaan gunakan metode lain dan bantu klien memilih metode lain, kondom rusak atau bocor : buang dan pakai kondom yang baru atau gunakan spermesida, kondom bocor saat berhubungan: pertimbangkan pemberian Morning After Pil, mengurangi kenikmatan berhubungan seksual: gunakan kondom yang lebih tipis atau gunakan kontrasepsi lain.
Rujukan akseptor IUD yang bermasalah dapat dilakukan di dokter dan BPS, RB , Klinik KB, Puskesmas, RS kelas D, RS kelas C, RS kelas B, RS kelas B2, dan RS kelas A.

B.     Saran
1.         Saran untuk Mahasiswa
a.       Agar mahasiswa lebih mempelajari tentang alat kontrasepsi, penanggulangan efek samping dan rujukan akseptor KB bermasalah.
b.      Agar lebih mengetahui dan menambah informasi tentang IUD dan Kondom supaya kedepannya bisa memberi pelayanaan kepada klien ketika sudah menjadi tenaga kesehatan.
2.      Saran untuk Masyarakat
a.       Agar masyarakat sadar akan pentingnya penggunaan alat kontrasepsi dan apabila terjadi keluhan segara datang ke tenaga medis terdekat.
b.      Agar masyarakat lebih selektif dalam memilih alat kontrasepsi yang cocok dan tepat.
3.      Saran untuk Pembaca
Agar pembaca agar lebih mengetahui informasi tentang alat kontrasepsi IUD dan Kondom.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar