Makalah Pelayanan KB
PENANGGULANGAN AKSEPTOR IUD
DAN
KONDOM BERMASALAH
Disusun guna memenuhi
tugas mata kuliah pelayanan Keluarga
Berencana
Dosen pengampu: Atik Ismiyati., M.Keb

Oleh:
1.
|
Lina Nur Khairiyah
|
140155
|
2.
|
Yosi Carenda
|
140159
|
3.
|
Rialita Risa Hartini
|
140163
|
4.
|
Puti Ritma Astuti
|
140169
|
5.
|
Rizki Handayani
|
140178
|
6.
|
Dina Mustika Rohmah
|
140179
|
7.
|
Hesti Windaryani
|
140183
|
8.
|
Poppy Heliastini Os
|
140187
|
9.
|
Linda Okftarini
|
140194
|
|
|
|
AKADEMI KEBIDANAN
YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2015/2016
Assalamu’alaikum
Wr. Wb
Segala puji dan syukur kami ucapkan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatNya kami dapat
menyelesaikan makalah dengan judul PenanggulanganAkseptorIUD
dan KondomBermasalah.
Penyusun
menyadari terwujudnya makalah ini tidak akan terlaksana tanpa bantuan dan
pengarahan dari semua pihak yang telah membimbing. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1.
Istri Bartini,
S.SiT.,MPH. selaku Direktur Akademi Kebiidanan Yogyakarta.
2.
Atik Ismiyati, M.Keb.
selaku dosen pembimbing mata kuliah Pelayanan KB.
3.
Teman-teman mahasisiwi
Akademi Kebidanan Yogyakarta.
Karena keterbatasan kemampuan yang
ada penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca.
Wassalamu’alaikumWr.
Wb
Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang...................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah................................................................................. 2
C.
Tujuan................................................................................................... 2
BAB II TINJAUN PUSTAKA
A.
IUD (Intra Uterine
Device).................................................................. 3
B.
Kondom................................................................................................ 7
C.
Rujukan Akseptor KB
Bermasalah....................................................... 9
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan........................................................................................... 11
B.
Saran .................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Keluarga berencana (KB) menurut WHO (world
health organitation) adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami
istri untuk menghindari kelahiran yang tidak
diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval
diantara kelahiran, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan umur suami
istri, menentukan jumlah anak dalam keluarga (BKKBN, 2001).
Sasaran utama dari pelayanan KB adalah
Pasangan Usia Subur (PUS). Pelayanan KB diberikan diberbagai unit pelayanan
baik oleh pemerintah maupun swasta dari tingkat desa hingga tingkat kota dengan
kompetensi yang sangat bervariasi. Pemberi layanan KB antara lain adalah Rumah
Sakit, Puskesmas, dokter praktek swasta, bidan praktek swasta dan bidan desa.
Jenis alat /obat kontrasepsi antara lain kondom, pil KB, suntik KB, IUD,
implant, vasektomi, dan tubektomi. Untuk jenis pelayanan KB jenis kondom dapat
diperoleh langsung dari apotek atau toko obat, pos layanan KB dan kader desa.
Kontrasepsi suntik KB sering dilakukan oleh bidan dan dokter sedangkan
kontrasepsi jenis, IUD, implant dan vasektomi /tubektomi harus dilakukan oleh
tenaga kesehatan terlatih dan berkompeten (BKKBN, 2003).
Keluarga
Berencana (KB) merupakan suatu program pemerintah yang
dirancang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk. Program
keluarga berencana oleh pemerintah adalah agar keluarga sebagai unit terkecil
kehidupan bangsa diharapkan menerima Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera
(NKKBS) yang berorientasi pada pertumbuhan yang seimbang. Gerakan Keluarga
Berencana Nasional Indonesia telah berumur sangat lama yaitu pada tahun 70-an
dan masyarakat dunia menganggap berhasil menurunkan angka kelahiran yang
bermakna. Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan
NKKBS (Normal Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya
masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin
terkendalinya pertambahan penduduk.
1.
Apa sajakah macam
– macam efek samping penggunaan IUD dan Kondom?
2.
Bagaimanakah penanganan
efek samping penggunaan IUD danKondom?
3.
Bagaimana sistem
rujukan akseptor KB bermasalah?
1.
Untuk mengetahui
macam – macam efek samping penggunaan IUD dan Kondom.
2.
Untuk mengetahui
cara penanganan efek samping penggunaan IUD dan Kondom.
3.
Untuk mengetahui
prosedur rujukan akseptor KB bermasalah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
Intra
Uterine device (IUD) adalah alat kecil berbentuk-T terbuat dari plastik dengan
bagian bawahnya terdapat tali halus yang juga terbuat dari plastik. Sesuai dengan
namanya IUD dimasukkan ke dalam rahim untuk mencegah kehamilan. IUD mencegah
sperma tidak bertemu dengan sel telur dengan cara merubah lapisan dalam rahim
menjadi sulit ditempuh oleh sperma (Kusmarjadi, 2010).
Alat
kontrasepsi dalam rahim (AKDR/IUD) merupakan alat kontrasepsi yang dipasang
dalam rahim yang relatif lebih efektif bila dibandingkan dengan metode pil,
suntik dan kondom. Alat kontrasepsi dalam rahim terbuat dari plastik elastik,
dililit tembaga atau campuran tembaga dengan perak. Lilitan logam menyebabkan
reaksi anti fertilitas dengan waktu penggunaan dapat mencapai 2-10 tahun,
dengan metode kerja mencegah masuknya sprematozoa/sel mani ke dalam saluran
tuba. Pemasangan dan pencabutan alat kontrasepsi ini harus dilakukan oleh
tenaga medis (dokter atau bidan terlatih), dapat dipakai oleh semua perempuan
usia reproduksi namun tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar infeksi
menular seksual (Imbarwati, 2009).
AKDR
(alat kontrasepsi dalam rahim) atau spiral, atau dalam bahasa Inggrisnya Intra-Uterine
Devices, disingkat IUD adalah alat yang dibuat dari polietilen dengan atau
tanpa metal/steroid yang ditempatkan di dalam rahim. Pemasangan ini dapat untuk
3-5 tahun dan bisa dilepaskan setiap saat bila klien berkeinginan untuk
mempunyai anak. AKDR ini bekerja dengan mencegah pertemuan sperma dengan sel
telur (Kusumaningrum, 2009).
Jenis IUD yang
dipakai di Indonesia antara lain adalah :
a.
Copper-T
IUD berbentuk T,
terbuat dari bahan polyethelen dimana pada bagian vertikalnya diberi lilitan
kawat tembaga halus. Lilitan tembaga halus ini mempunyai efek anti fertilitas
(anti pembuahan) yang cukup baik (Imbarwati, 2009).
b.
Copper-7
IUD ini berbentuk angka
7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran
diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga luas
permukaan 200 mm2, fungsinya sama dengan lilitan tembaga halus pada IUD
Copper-T (Imbarwati, 2009).
c.
Multi load
IUD ini terbuat dari
plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang
fleksibel. Panjang dari ujung atas ke ujung bawah 3,6 cm. Batang diberi
gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2
untuk menambah efektifitas. Ada tiga jenis ukuran multi load yaitu standar,
small, dan mini (Imbarwati, 2009).
d.
Lippes loop
IUD
ini terbuat dari polyethelene, berbentuk huruf spiral atau huruf S bersambung.
Untuk memudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya Lippes loop terdiri dari
4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25
mm (benang biru), tipe B 27,5 mm (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang
kuning) dan tipe D berukuran 30 mm dan tebal (benang putih) (Imbarwati, 2009).
Cara
kerja kontrasepasi spiral yaitu :
a.
Menghambat kemampuan
sperma untuk masuk ke tuba falopii.
b.
Mempengaruhi
fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.
c.
Mencegah sperma dan
ovum bertemu dengan membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi
perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi.
d.
AKDR bekerja terutama
mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke
dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi
(Handayani, 2010).
4. Efek Samping dan Penanganan
No.
|
Efek Samping
|
Penanganan
|
1.
|
Amenorea
|
Pastikan hamil atau tidak, bila klien tidak hamil
AKDR tidak perlu dicabut cukup konseling saja. Jika klien tetap saja
menganggap amenorea yang terjadi sebagai masalah maka rujuk klien.
Jika terjadi kehamilan < 13 minggu dan benang
AKDR terlihat cabut AKDR. Nasihankan agar kembali ke klinik, jika terjadi
perdarahan ,kram, cairan berbau, atau demam. Jangan mencabut AKDR jika benang
tidak kelihatan dan kehamilannya >13 minggu. Jika klien hamil dan ingin
meneruskan kehamilannya tanpa mencabut AKDR jelaskan kepada klien tentang meningkatnya
risiko keguguran , kehamilan preterm, infeksi, dan kehamilannya harus diawasi
ketat.
|
2.
|
Kram
|
Pikirkan kemungkinan terjadi infeksi dan beri
pengobatan yang sesuai. Jika kramnya tidak parah dan tidak ditemukan
penyebabnya, cukup diberi analgetik saja. Jika penyebabnya tidak dapat
ditemukan dan menderita kram berat , cabut AKDR kemudian ganti dengan AKDR
baru atau cari metode kontrasepsi lain.
|
3.
|
Perdarahan yang tidak teratur dan banyak
|
Sering ditemukan terutama pada 3 – 6 bulan
pertama. Singkirkan infeksi panggul atau kehamilan ektopik rujuk klien bila
dianggap perlu. Bila tidak ditemukan kelainan patologis dan perdarahan masih
terjadi dapat diberi ibuprofen 3 x 800mg untuk 1 minggu atau pil kombinasi 1
siklus saja. Bila perdarahan banyak beri 2 tablet pil kombinasi untuk 3 – 7
hari saja, atau boleh juga diberi 1,25 mg estrogen equin konyugasi selama
14-21 hari. Bila perdarahan terus berlajut sampai klien anemia cabut AKDR dan
bantu klien memilih metode kontrasepsi lain.
|
4.
|
Benang hilang
|
Periksa apakah klien hamil. Bila tidak hamil dan
AKDR masih ditempat tidak ada tindakan yang perlu dilakukan. Bila tidak yakin
AKDR masih berada didalam rahim dan klien tidak hamil maka klien dirujuk
untuk dilakukan pemeriksaan rontgen / usg. Bila tidak ditemukan pasang
kembali AKDR sewaktu datang haid. Jika ditemukan kehamilan dan benang AKDR
tidak kelihatan lihat penanganan amenorea.
|
5.
|
Cairan vagina/ dugaan penyakit radang panggul
|
Bila penyebabnya kuman gonokokus atau klamedia
cabut AKDR dan berikan pengobatan yang sesuai. Penyakit radang panggul yang
lain cukup diobati dan AKDR tidak perlu dicabut. Bila klien dengan penyakit
radang panggul dan tidak ingin memakai AKDR lagi, berikan antibiotika selama
2 hari dan baru kemudian AKDR dicabut dan bantu klien untuk memilih metode
kontrasepsi lain.
|
6.
|
Gangguan pada Suami
|
Kadang-kadang
suami dapat merasakan adanya benang IUD sewaktu bersenggama. Ini disebabkan
oleh benang iUD yang keluar dari porsio uteri terlalu pendek atau terlalu
panjang. Untuk mengurangi atau menghilangkan keluhan ini, benang IUD yang
terlalu panjang dipotong sampai kira-kira 2-8 cm dari porsio, sedang jika
benang IUD terlalu pendek sebaiknya IUDnya diganti. Biasanya dengan cara ini
keluhan suami akan hilang. (Sarwono, 2011)
|
B.
Kondom
Kondom atau biasa dikenal sebagai “karet”, “pengaman”. “selubung”, atau
“profilaksis” mudah diperoleh. Harganya bervariasi tergantung merk, tetapi
umumnya kondom tidak mahal.
“Menurut riwayatnya, kondom sudah digunakan di
Mesir sejak tahun 1350 sebelum Masehi. Baru abad ke-18, sarung ini mendapat
mama “kondom” yang pada waktu itu dipakai dengan tujuan mencegah penularan
penyakit kelamin” (Sulistyawati, 2014: 55).
Kondom merupakan
selubung/sarung karet sebagai salah satu metode kontrasepsi atau alat untuk mencegah
kehamilan dan atau penularan penyakit kelamin pada saat bersenggama (BKKBN,
2012)
a. Menghalangi terjadinya
pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma di ujung selubung
karet yang dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke dalam
saluran reproduksi perempuan.
b. Mencegah penularan
mikroorganisme (IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS) dari satu pasangan kepada
pasangan yang lain (khusus kondom yang terbuat dari lateks dan vinil) (BKKBN
danKemenkes RI., 2012)
3. Efek Samping dan Penanganan
No
|
Efek
Samping
|
Penanganan
|
1.
|
Kondom rusak atau diperkirakan
bocor (sebelum berhubungan)
|
Buang
dan pakai kondom baru atau pakai spermisida digabung kondom.
|
2,
|
Kondom
bocor atau dicurigai ada curahan di vagina saat berhubungan
|
Jika
dicurigai ada kebocoran, pertimbangkan pemberian Morning After Pil
|
3.
|
Dicurigai
adanya reaksi alergi spermisida
|
Reaksi
alergi, meskipun jarang dapat sangat mengganggu dan bisa berbahaya. Jika
keluhan menetap sesudah berhubungan dan tidak ada gejala IMS, berikan kondom
alami (produk hewani : lamb skin atau gut) atau bantu klien memilih metode
lain.
|
4.
|
Mengurangi
kenikmatan hubungan seksual
|
Jika
penurunan kepekaan tidak bisa ditolerir biarpun dengan kondom yang lebih
tipis anjurkan pemakaian metode lain. (BKKBN,2012)
|
Pada dasarnya ada dua
jenis kondom, yaitu kondom kulit dan kondom karet. Kondom kulit dibuat dari
usus domba. Kondom karet lebih elastis dan murah sehingga lebih banyak
digunakan.
a. Kondom untuk pria
Kondom untuk pria
merupakan bahan karet (lateks) poliuretan (plastik), atau bahan sejenis yang
kuat, tipis, dan elastis. Benda tersebut ditarik menutupi penis yang sedang
ereksi untuk menampung semen selama ejakulasi dan mencegah sperma masuk kedalam
vagina. Kondom lateks dan poliuretan merupakan kondom yang efektif untuk
mecegah penularan HIV/AIDS dan mengurangi risiko penyakit menular seksual.
Kondom pria tidak menutupi semua area yang terpanjang, menurut CDC kondom
cenderung lebih efektif digunakan untuk mencegah infeksi yang ditularkan oleh
cairan dari permukaan mukosa(misal: gonorhea, klamida, trikomoniasis, dan HIV)
daripada mencegah penyakit yang ditularkan dari kulit. Selaput kondom yang
terbuat dari bahan alami sebagai alat untuk mencegah kehamilan tidak dapat
mencegah infeksi HIV, hepatitis B, atau herpes.
b.
Kondom untuk wanita
Terbuat dari lapisan poliuretan tipis
dengan cincin dalam yang fleksibel dan dapat digerakkan pada ujung yang
tertutup yang dimasukkan ke dalam vagina, dan cincin kaku yang lebih besar pada
ujung terbuka dibagian depan yang tetap berada di luar vagina dan terlindungi
introitus. Kondom wanita hanya memiliki satu ukuran dan tidak perlu dipasang
oleh pemberi pelayanan kesehatan profesional. Kondom tersebut harus dilumasi
dahulu dan tersedia sekaligus dengan pelumas tambahan.
Kondom wanita tidak hanya berfungsi
mencegah kehamilan, tetapi juga merupakan alat yang efektif melawan HIV,
gonore, klamidia, dan trikomoniasis; apabila digunakan dengan benar. Dibanding
dengan kondom untuk pria, kondom ini memungkinkan risiko lebih kecil terhadap
penyakit seksual yang ditularkan lewat kulit, seperti HPV atau kutil genetalia
karena alat ini menutupi sebagian besar area terpajan dan menjadi penghalang
antara introitus, vulva dan pangkal penis.
Sistem rujukan
dalam mekanisme pelayanan MKET merupakan suatu system pelimpahan tanggung jawab
timbal balik baik secara vertical maupun horizontal atau kasus atau masalah
yang berhubungan dengan MKET. Unit
pelayanan yang dimaksud disini yaitu menurut tingkat kemampuan dari yang paling
sederhana berturut – turut ke unit pelayanan yang paling mampu.Untuk AKDR dapat
dilakukan di Dokter dan BPS, RB, Klinik KB, Puskesmas, RS kelas D, RS kelas C,
RS kelas B, RS kelas B2, dan RS kelas A.
a.
Terwujudnya suatu
jaringan pelayanan MKET yang terpadu disetiap tingkat wilayah, sehingga setiap
unit pelayanan memberikan pelayanan secara berhasil guna dan berdaya guna
maksimal, sesuai dengan tingkat kemampuannya masing-masing.
b.
Peningkatan dekungan
terhadap arah dan pendekatan gerakan KB Nasional dalam hal perluasan jangkauan
dan pembinaan peserta KB dengan pelayanan yang makin bermutu tinggi serta
pengayoman penuh kepada masyarakat.
Rujukan
MKET dapat dibedakan atasa 3 jenis yaitu sebagai berikut :
a.
Pelimpahan kasus
b.
Pelimpahan pengetahuan
dan keterampilan
c.
Pelimpahan bahan-bahan
penunjang diagnostic
a.
Sasaran Obyektif
1)
PUS yang akan
memperoleh peleyanan MKET
2)
Peserta KB yang akan
ganti cara ke MKET
3)
Peserta KB MKET untuk
mendapatksn pengamatan lanjutan
b.
Sasaran subyektif
Petugas – petugas pelayanan MKET disemua
tingkat wilayah.
a.
Dokter/BPS , rumah
bersalin
b.
Unit pelayanan MKET
tingkat kecamatan
c.
Unit pelayanan MKET
tingkat kabupaten
d.
Unit pelayanan MKET
tingkat provinsi
e.
Unit pelayanan MKET
tingkat pusat
A.
Kesimpulan
Macam-macam
efek samping penggunaan IUD adalah perdarahan dengan penanganan memberikan ibu
profen selama 5–7 hari jika tidak ditemukan penyebab lain atau jika klien masih
terganggu tawarkan metode pengganti alat kontrasepsi yang lain, kram dan nyeri
dengan penanganan jelaskan bahwa itu normal pada beberapa bulan pertama dan
berikan asetaminophen atau ibuprofen, keluhan benang AKDR serta gangguan
suamidengan penanganan benang IUD yang terlalu panjang dipotong sampai kira–
kira 2–8 cm dari porsio sedangkan jika benang IUD terlalu pendek sebaiknya IUD
diganti.
Macam–macam
efek samping penggunaan Kondom adalah Kondom
dapat tertinggal di dalam alat kelamin ibu: segera keluarkan kondom dari alat
kelamin ibu karena dapat menyebabkan keputihan, iritasi lokal pada kondom :
pastikan pada kondom tidak terdapat bahan tambahan. Jika timbul reaksi pada setiap
penggunaan gunakan metode lain dan bantu klien memilih metode lain, kondom rusak atau bocor :
buang dan pakai kondom yang baru atau gunakan spermesida, kondom bocor saat berhubungan:
pertimbangkan pemberian Morning After Pil, mengurangi kenikmatan berhubungan seksual: gunakan kondom yang lebih tipis
atau gunakan kontrasepsi lain.
Rujukan akseptor IUD yang bermasalah dapat dilakukan
di dokter dan BPS, RB , Klinik KB, Puskesmas, RS kelas D, RS kelas C, RS kelas
B, RS kelas B2, dan RS kelas A.
B.
Saran
1.
Saran untuk Mahasiswa
a.
Agar mahasiswa lebih mempelajari
tentang alat kontrasepsi, penanggulangan efek samping dan rujukan akseptor KB
bermasalah.
b.
Agar lebih mengetahui dan menambah
informasi tentang IUD dan Kondom supaya kedepannya bisa memberi pelayanaan
kepada klien ketika sudah menjadi tenaga kesehatan.
2.
Saran untuk Masyarakat
a.
Agar masyarakat sadar akan pentingnya
penggunaan alat kontrasepsi dan apabila terjadi keluhan segara datang ke tenaga
medis terdekat.
b. Agar masyarakat lebih selektif dalam memilih alat kontrasepsi yang
cocok dan tepat.
3. Saran untuk Pembaca
Tidak ada komentar:
Posting Komentar