Jumat, 23 Oktober 2015

makalah kesehatan masyarakat



Menurut Departemen Kesehatan (1988) ’’keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di satu atap dalam keadaan saling bergantungan’’.
Dalam pengertian sosiologis, secara umum keluarga dapat didefinisikan sebagai suatu kelompok dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, darah, atau adopsi, merupakan susunan rumah tangga sendiri, berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain yang menimbulkan peranan-peranan sosial bagi suami istri, ayah dan ibu, putra dan putrinya, saudara laki-laki dan perempuan serta merupakan pemeliharaan kebudayaan bersama. Jadi keluarga merupakan kesatuan sosial yang terikat oleh hubungan darah dan masing-masimg anggotanya mempunyai peranan yang berlainan sesuai dengan fungsinya.Keluarga yang komprehensip merupakan suatu proses yang rumit, sehingga memerlukan suatu pendekatan yang logis dan sistematis untuk bekerja dengan keluarga dan anggota keluarga.
Pendekatan ini disebut proses keperawatan. MenurutYuradan Walsh (1978) “proses keperawatan merupakan inti dan sari dari keperawatan”. Proses adalah suatu aksi gerak yang dilakukan dengan sengaja dan sadar dari satu titik ketitik yang lain menuju pencapaian tujuan. Padadasarnya, proses keperawatan merupakan suatu proses pemecahan masalah yang sistematis, yang digunakan ketika bekerja dengan individu, keluarga, kelompok atau komunitas.
Salah satu aspek terpenting dari keperawatan adalah penekanannya pada keluarga. Keluarga bersama dengan individu, kelompok dan komunitas adalah klien atau resipien keperawatan. Secara empiris, disadari bahwa kesehatan para anggota keluarga dan kualitas kesehatan keluarga mempunyai hubungan yang erat. Akan tetapi, hingga saat ini sangat sedikit yang diberikan perhatian pada keluarga sebagai objek dari studi yang sistematis dalam bidang keperawatan. Beberapa alasan penting meyakinkan mengapa unit keluarga harus menjadi focus sentral dari keperawatan keluarga, yaitu: Dalam sebuah unit keluarga, disfungsi apa saja (penyakit, cedera, perpisahan) yang mempengaruhi satu atau lebih anggota keluarga, dan dalam hal tertentu, sering akan mempengaruhi anggota keluarga yang lain dan unit ini secara keseluruhan. Ada semacam hubungan yang kuat antara keluarga dan status kesehatan anggotanya. Melalui perawatan kesehatan keluarga yang berfokus pada peningkatan, perwatan diri (self care), pendidikan kesehatan, dan konseling keluarga serta upaya-upaya yang berarti dapat mengurangi resiko yang diciptakan oleh pola hidup dan bahaya dari lingkungan.
1.      Apa yang dimaksud definisi keluarga?
2.      Bagaimana struktur keluarga?
3.      Apa sajakah bentuk-bentuk keluarga?
4.      Bagaimana peranan keluarga?
5.      Apa fungsi dari keluarga?
6.      Apa saja tugas keluarga?
7.      Apa sajakah ciri-ciri keluarga Indonesia?
8.      Bagaimanakah pola kehidupan keluarga di Indonesia?
1.      Bertujuan untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan definisi keluarga.
2.      Bertujuan untuk memahami bagaimana struktur keluarga.
3.      Bertujuan untuk mengetahui apa saja bentuk keluarga.
4.      Bertujua untuk mengetahui apa saja perana keluarga.
5.      Bertujuan untuk mengetahui apa saja fungsi keluarga.
6.      Bertujuan untuk memahami apa saja tugas keluarga.
7.      Bertujuan untuk mengetahui ciri-ciri keluarga Indonesia.
8.      Bertujuan untuk mengetahui bagaimana pola kehidupan keluarga di Indonesia.

Keluarga adalah bagian masyarakat yang peranannya sangat penting untuk membentuk kebudayaan yang sehat. Dari keluarga inilah pendidikan kepada individu dimulai dan dari keluarga akan tercipta tatanan masyarakat yang baik, sehingga untuk membangun suatu kebudayaan maka sebaiknya dimulai dari keluarga (Setiadi, 2008).
Perkembangan peradaban dan kebudayaan, terutama sejak IPTEK berkembang secara pesat, baik yang bersifat positif maupun negatif. kehidupan keluargapun banyak mengalami perubahan dan berada jauh dari nilai-nilai keluarga yang sesungguhnya. Dalam kondisi masa kini, yang ditandai dengan modernisasi dan globalisasi, banyak pihak yang menilai bahwa kondisi kehidupan masyarakat dewasa ini berakar dari kondisi kehidupan dalam keluarga (Setiawati, 2009).
Dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah dua orang atau lebih yang mempunyai ikatan perkawinan yang saling berinteraksi dan mempunyai tujuan menciptakan dan mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, psikologis dan social anggota.
Keluarga dapat didefinisikan dari berbagai macam orientasi dan cara    pandang yang berbeda-beda. Adapun beberapa Definisi Keluarga sesuai waktu perkembangan konsep atau teori tentang keluarga adalah sebagai berikut :
Keluarga merupakan Lingkungan Sosial yang mempunyai hubungan yang sangat erat dengan seseorang. Dalam keluarga itulah seseorang dibesarkan, bertempat tinggal, berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, terbentuknya nilai-nilai, dan kebiasaan – kebiasaan yang berfungsi sebaga isaksi segenap budaya dari luar dan mengakomodir hubungan anak dengan lingkungannya.

Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan.
Keluarga adalah sekelompok orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi atau kelahiran yang bertujuan untuk menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan social dari tiap-tiap anggota keluarganya.
Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam suatu rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan darah, perkawinan dan adopsi, dalam satu rumah tangga dan berinteraks iantara satu dengan yang lainnya dalam perannya masing-masing dan mempertahankan suatu budaya.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami, istri atau suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya.
Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karen aikatan tertentu untuk saling membagi pengalaman dan melakukan pendekatan emosional serta mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga.

Struktur didasarkan pada organisasi, yaitu perilaku anggota keluarga dan pola hubungan dalam keluarga. Hubungan yang ada dapat bersifat kompleks, misalnya seorang wanita bisa sebagai istri, sebagai ibu, sebagai menantu, dll yang semua itu mempunyai kebutuhan, peran dan harapan yang berbeda. Pola hubungan itu akan membentuk kekuatan dan struktur peran dalam keluarga. Struktur keluarga dapat diperluas dan dipersempit tergantung dari kemampuan dari keluarga tersebut untuk merespon stressor yang ada dalam keluarga. Struktur keluarga yang sangat kaku atau sangat fleksibel dapat mengganggu atau merusak fungsi keluarga.
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah:
a.             Patrilinea
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
b.             Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.


c.             Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
d.            Keluarga kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga,dan beberapa  sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami istri (Nasrul Effendy, 1998)

a.             Poligini, yaitu seorang laki-laki beristri lebih dari satu orang. Poligini sendiri dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
1)             Poligini sororat, bila para istrinya beradik-kakak
2)             Poligini non-sororat, bila para istrinya bukan beradik-kakak
b.             Poliandri, yaitu seorang istri bersuami lebih dari satu orang. Poliandri dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
1)             Poliandri fraternal, bila para suami beradik-kakak
2)             Poliandri non-fraternal, bila para suami bukan beradik-kakak. Poliandri antara lain terdapat pada orang Eskimo, Markesas (Oceania), Toda di India Selatan dan beberapa bangsa di Afrika Timur dan Tibet.

a.             Keluarga Inti (Nuclear Family)
Keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan yang direncanakan yang terdiri dari suam, istri, dan anak-anak, baik karena kelahiran (natural) maupun adopsi.
b.             Keluarga Besar (Extended Family)
Keluarga inti ditambah dengan keluarga yang lain (karena hubungan darah), misalnya kakek, nenek, bibi, paman, sepupu termasuk keluarga modern, seperti orangtua tunggal, keluarga tanpa anak, serta keluarga pasangan sejanis (guy/lesbian families).
c.             Keluarga Campuran (Blended Family)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri, anak-anak kandung dan anak-anak tiri.
d.            Keluarga Menurut Hukum Umum (Common Law Family)
Keluarga yang tinggal bersama anak-anaknya.
e.             Keluarga Orang Tua Tinggal
Keluarga yang terdiri dari pria atau wanita, mungkin karena telah bercerai, berpisah, ditinggal mati atau mungkin tidak pernah menikah,serta anak-anak mereka yang tinggal bersama.



f.              Keluarga Hidup Bersama (Commune Family)
Keluarga yang terdiri dari pria, wanita dan anak-anak yang tinggal bersama berbagi hak dan tanggung jawab, serta memiliki kepercayaan bersama.     
g.             Keluarga Serial (Serial Family)
Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang telah menikah dan mungkin telah punya anak, tetapi kemudian bercerai dan masing-masing menikah lagi serta memiliki anak-anak dengan pasangannya masing-masing, tetapi semuanya mengganggap sebagai satu keluarga.
h.             Keluarga Gabungan (Composite Family)
Keluarga yang terdiri dari suam dengan beberapa istri dan anak- anaknya (poligami) atau istri dengan beberapa suami dan anak-anaknya (poliandri).
i.               Hidup bersama dan Tinggal Bersama (Cohabitation Family)
Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang hidup bersama tanpa adaikatan perkawinan yang sah.
a.             Keluarga Tradisional (Traditional Family)
1)             Keluarga yang terbentuk karena/tidak melanggar norma-norma kehidupan masyarakat yang secara tradisional dihormati bersama-sama, yang terpenting adalah keabsahan ikatan keluarga.
2)             Keluarga Inti (Nuclear Family) merupakan keluarga yang terdiri dari suami, istri serta anak-anak yang hidupbersama-sama dalam satu rumah tangga.
3)             Keluarga Inti diad (Nuclear Dyad Family) merupakan keluarga yang terdiri dari suami dan istri tanpa anak, atau anak-anakmereka telah tidak tinggal bersama.
4)             Keluarga orang tua tunggal (Single Parent Family) merupakan keluarga inti yang suami atau istrinya telah meninggal dunia.
5)             Keluarga orang dewasa bujangan (Single Adult Living Alone) merupakan keluarga yang terdiri dari satu orang dewasa laki-laki atau wanitayang hidup secara membujang.
6)             Keluarga tiga generasi (Three Generation Family) merupakan keluarga inti ditambah dengan anak yang dilahirkan oleh anak-anak mereka.
7)             Keluarga pasangan umur jompo atau pertengahan (Middle Age orAldert Couple) merupakan keluarga inti diad yang suami atau istrinya telah memasuki usia pertengahan atau lanjut.
8)             Keluarga jaringan keluarga (Kin Network) merupakan keluarga inti ditambah dengan saudara-saudara menurut garis vertikal atau horizontal, baik dari pihak suami maupun istri.
9)             Keluarga karier kedua (Second Carrier Family) merupakan keluarga inti diad yang anak-anaknya telah meninggalkan keluarga, suami atau istri aktif lagi kerja.
b.             Keluarga Non Tradisional
Keluarga yang pembentukannya tidak sesuai atau dianggapmelanggar norma-norma kehidupan tradisional yang dihormati bersama. Yang terpenting adalah keabsahan ikatan perkawinan antara suami-istri. Dibedakan 5 macam sebagai berikut :
1)             Keluarga yang Hidup Bersama (Commune Family)
Keluarga yang terdiri dari pria, wanita dan anak-anak yang tinggal bersama, berbagi hak dan tanggung jawab bersama serta memiliki kekayaan bersama.
2)             Keluarga dengan Orang Tua tidak Kawin dengan Anak (Unmarriedparents And Children Family)
Pria atau wanita yang tidak pernah kawin tetapi tinggal bersama dengan anak yang dilahirkannya.
3)             Keluarga Pasangan tidak Kawin dengan Anak (Unmarried Couple Withchildren Family)
Keluarga inti yang hubungan suami-istri tidak terikat perkawinan sah.
4)             Keluarga Pasangan Tinggal Bersama (Combifity Family)
Keluargayang terdiri dari pria dan wanita yang hidup bersama tanpa ikatanperkawinan yang sah
5)             Keluarga Homoseksual (Homoseksual Union)
Adalah keluarga yangterdiri dari dua orang dengan jenis kelamin yang sama dan hidupbersama sebagai suami istri.
a.    Adat utrolokal, yaitu adat yang memberi kebebasan kepada sepasang suami istri untuk memilih tempat tinggal, baik itu di sekitar kediaman kaum kerabat suami ataupun di sekitar kediamanan kaum kerabat istri.
b.    Adat virilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri diharuskan menetap di sekitar pusat kediaman kaum kerabat suami.
c.    Adat uxurilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri harus tinggal di sekitar kediaman kaum kerabat istri.
d.   Adat bilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri dapat tinggal di sekitar pusat kediaman kerabat suami pada masa tertentu, dan di sekitar pusat kediaman kaum kerabat istri pada masa tertentu pula (bergantian).
e.    Adat neolokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri dapat menempati tempat yang baru, dalam arti kata tidak berkelompok bersama kaum kerabat suami maupun istri.
f.     Adat avunkulokal, yaitu adat yang mengharuskan sepasang suami istri untuk menetap di sekitar tempat kediaman saudara laki-laki ibu (avunculus) dari pihak suami.
g.    Adat natalokal, yaitu adat yang menentukan bahwa suami dan istri masing-masing hidup terpisah, dan masing-masing dari mereka juga tinggal di sekitar pusat kaum kerabatnya sendiri.

Peran adalah pemahaman yang lebih struktural, karena preskripsi normatif dalam keluarga, meskipun berbeda-beda, secara relatif masih didefinisikan secara lebiih baik (Nye, 1976). Berbagai peranan yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut:
1.             Ayah Sebagai Suami dari Istri dan Ayah dari Anak-Anaknya
Berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
2.             Sebagai Istri dan Ibu dari Anak-Anaknya
Ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
Setiap posisi formal dalam keluarga adalah peran-peran yang terkait, yaitu sejumlah perilaku yang kurang lebih bersifat homogen. Keluarga membagi peran secara merata kepada para anggota keluarga seperti cara masyarakat membagi peran-perannya. Peran yang formal yang standar terdapat dalam keluarga (pencari nafkah, ibu rumah tangga, anak, menejer keuangan, dan tukang masak). Peran dasar yang membentuk posisi sosial sebagai suami-ayah dan istri-ibu antara lain sebagai berikut:
1.             Peran sebagai provider atau penyedia.
2.             Sebagai pengatur rumah tangga.
3.             Perawatan anak, baik yang sehat maupun yang sakit.
4.             Sosialisasi anak.
5.             Rekreasi.
6.    Persaudaraan (kinship), memlihara hubungan keluarga paternal danmaternal.
7.             Peran terapeutik (memenuhi kebutuhan afektif dari pasangan).
8.             Peran seksual.
Peran-peran informal keluarga bersifat implisit, biasanya tidak tampak, dimaikan hanya untuk meenuhi kebutuhan-kebutuhan emosional individu dan / untuk menjaga keseimbangan dalam keluarga (Satir, 1967). Peran informal mempunyai tuntutan yang berbeda, tidak terlalu didasarkan pada usia, jenis kelamin melainkan lebih didasarkan pada atribut-atribut personalitas atau keperibadian anggota keluarga individual (Kievit: 1968). Beberapa contoh peran informal yang bersifat adaptif dan merusak kesejahteraan keluarga diantaranya sebagai berikut. Peran adaptif antara lain:
1.             Pendorong
2.             Pengharmonis
3.             Inisiator-kontributor
4.             Pendamai
5.             Pencari nafkah
6.             Perawatan keluarga
7.             Penghubung keluarga
8.             Pionir keluarga
9.             Sahabat, penghibur, dan coordinator
10.         Pengikut dan saksi

1)             Untuk meneruskan keturunan
2)             Memelihara dan membesarkan anak
3)             Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4)             Memelihara dan merawat anggota keluarga
b.               Fungsi Psikologis
1)             Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2)             Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
3)             Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
4)             Memberikan identitas keluarga
c.               Fungsi Sosialisasi
1)             Membina sosialisasi pada anak
2)             Membina norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkah perkembangan anak
3)             Meneruskan nilai-nilai keluarga
d.            Fungsi Ekonomi
1)             Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
2)             Pengaturan dan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga
3)             Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa yang akan datang. Misalnya: pendidikan anak, jaminan hari tua.



e.             Fungsi Pendidikan
1)             Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki.
2)             Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi perannya sebagai orang dewasa.
3)             Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
a.             Fungsi Afektif (the affective function)
Adalah berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis kekuatan dari keluarga. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga untuk fungs afektif adalah:
1)             Memelihara saling asuh (mutual nurturance) adalah saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung antar anggota. Setiap anggota yang mendapat kasih sayang dan dukungan dari angotayang lain maka kemampuannya untuk memberi akan meningkat sehingga tercipta hubungan yang hagat dan saling mendukung (Friedman, 1986).
2)             Keseimbangan saling menghargai adalah pendekatang yang cukup baik untuk menjadi orang tua diistilahkan dengan keseimbangan saling menghargai (Colley, 1978).
3)             Pertalian dan identifikasi adalah kekuatan yang besar di balika persepsi dan kepuasan dari kebutuhan individu dalam keluarga adalah pertalian (bonding) atau kasih sayang (attachment) digunakan secara bergantian. Kasih sayang adalah ikatan emosional yang relatif unik dan abadi antara dua orang tertentu (Wright dan Leahey, 1984).
4)             Keterpisahan dan kepaduan adalah salah satu masalah pokok psikologis yang sentral dan menonjol.
b.             Fungsi Sosialisasi (the socialization function)
Adalah mencakup semua proses dalam sebuah komunitas tertentu atau kelompok manusia, yang berdasarkan sifat kelenturannya, melalui pengalaman yang diperoleh selama hidup, mereka memperoleh karakteristik yang terpola secara sosial (Honigman, 1967).
c.             Fungsi Reproduksi (the reproductive function)
Adalah fungsi keluarg meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia. Dengan adanya program keluarga berencana, maka fungsi ini sedikit terkontrol.
d.            Fungsi Ekonomi (the economi function)
Adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti sandang, pangan, dan papan. Fungsi ini sukar dipenuhi oleh keluarga dibawah garis kemiskinan. Perawat atau bidan bertanggung jawab mencari sumber-sumber di masyarakat yang dapat digunakan keluarga meningkatkan status kesehatan.
e.             Fungsi Perawatan Kesehatan (the health care function)
Adalah kemampuan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan. (Sudiharto, 2007: 24). Lebih jauhnya lagi, keluarga mempunyai tanggung jawab yang utama untuk memulai dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh para profesional perawatan kesehatan (Pratt, 1977, 1982).
a.             Asih: Memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.
b.             Asuh: Menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya selalu terpelihara, sehingga di harapkan anak-anak menjadi sehat fisik, mental, sosial dan spiritual.
c.             Asah: Memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga sehat menjadi manusia dewasa dan mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.

Dalam sebuah keluarga ada beberapa tugas dasar yang mencakup delapan tugas pokok sebagai berikut:
1.             Bertanggung jawab dalam pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
2.             Memeliharaan sumber daya yang ada dalam keluarga.
3.             Melaksanakan pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing.
4.             Melakukan sosialisasi antar anggota keluarga.
5.             Pengaturan jumlah anggota keluarga.
6.             Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
7.             Penempatan anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
8.             Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.

1.             Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat gotong royong.
2.             Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran.
3.             Umumnya dipimpin oleh suami meskipun proses pemutusan dilakukan secara musyawara.

Pola hidup masyarakat tidak hanya menyangkut lapangan pekerjaan pendidikan dan kehidupan keluarga belaka, tetapi juga meliputi keorganisasian masyarakat sosial, upacara dan adat istiadat yang berlaku serta kehidupan keragamaan, namun dalam suatu masyarakat atau desa terdapat beberapa pola hidup. Penduduk masyarakat di suatu desa diduduki oleh kaum petani yang merupakan pencaharian utama mereka dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari serta sebagian untuk kepentingan sosial.
1.             Pola kehidupan sosial masyarakat pedesaan menggunakan sistem kekeluargaan dan berkelompok, sehingga membuat mereka lebih erat dan saling menolong.
2.             Pola kehidupan sosial masyarakat perkotaan lebih bersifat individu, hal ini karena mereka merasa sudah bisa memenuhi kebutuhannya tanpa perlu  bantuan dari orang lain.
3.             Dalam pemenuhan kebutuhan hidup, masyarakat pedesaan lebih melihat ke arah fungsinya sedangkan pada masyarakat kota lebih melihat ke arah  pemenuhan kebutuhan sosialnya.

Keluarga sebagai sistem peran merupakan gambaran yang mengandung harapan, kebudayaan terhadap tingkah laku dalam keluarga merupakan tempat dimana peranan tersebut dipelajari dan diterapkan.
Menurut Nimkof, keluarga dapat dipandang sebagai keluarga sebagai variabel terikat dan variabel bebas.
Sebagai variabel terikat artinya adalah keluarga merupakan tujuan terhadap harapan, tuntutan dan keinginan dari sistem sosial yang lebih besar.
Sedangkan keluarga sebagai variabel bebas yaitu keluarga merupakan pendukung kekuatan potensial bagi suatu generasi sebagai gambaran alternatif di masa yang akan datang.
Keluarga sebagai sistem evolusi menurur Bouiding, kehidupan keluarga merupakan perubahan secara lambat dari berbagai usia yang disosialisasikan melalui peran
Menurut pendekatan ini, keluarga dipandang sebagai sistem sosial yang mempunyai fungsi beberapa tugas atau fungsi bagi masyarakat dan bagi anggota keluarga, sebagai suatu sistem anggota mempunyai hubungan dan saling ketergantungan satu sama lain. Pendekatan fungsionalis memandang keluarga berdasarkan beberapa teori :
a.             Teori Peranan
Keluarga merupakan suatu sistem peranan dimana setiap anggotanya nempunyai peranan yang berbeda yang tentunya saling melengkapi.
b.             Teori Konflik
Di dalam keluarga dapat terjadi konflik peranan sebagai akibat dari peranan yang berbeda dalam keluarga.
c.             Teori Konflik Sosial
Dalam suatu keluarga tidak dapat dihindarkan terjadinya konflik, namun konflik ini berfungsi positif untuk mempererat hubungan diantara anggota keluarga.
d.            Teori Interaksi Simbolis
Interaksi anggota keluarga didasarkan pada pemahaman secara obyektif pada suatu situasi dalam keluarga. Interaksi simbolis dalam keluarga bertujuan untuk memelihara proses sosialisasi, nilai, keyakinan, dan sikap.
e.             Teori Pertukaran Sosial
Berasumsi bahwa hubungan manusia didorong oleh pertimbangan akan keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan orang lain.
f.              Pendekatan Perkembangan
Memfokuskan pada tugas perkembangan individu dalam rentang kehidupannya, dalam hal ini keluarga diharapkan dapat menyelesaikan tugas-tugas dalam setiap tahapan-tahapan tersebut.


Keluarga adalah bagian masyarakat yang peranannya sangat penting untuk membentuk kebudayaan yang sehat. Ada dua macam bentuk keluarga dilihat dari bagaimana keputusan diambil, yaitu berdasarkan lokasi dan berdasarkan pola otoritas. Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Fungsi dan tugas keluarga juga harus kita lakukan dan terapkan sebagaimana semestinya dan tidak menyimpang di dalam kehidupan kita dalam menjalin keluarga yang harmonis.
Sebagai calon bidan kita harus memahami tentang keluarga, pentingnya keluarga, bagaimana pola dan proses terbentuknya keluarga. Sehingga ketika kita terjun ke lahan sebagai tenaga medis yang bertugas sebagai konselor, kita bisa memberikan konseling kepada keluarga dengan berbagai macam karakter. Kita dapat membantu menyelesaikan masalah keluaraga yang berbeda-beda tersebut dengan menerapakan ilmu tentang keluarga yang telah di pelajari. Selain itu kita juga bisa memberikan penyuluhan kepada masyarakat desa maupun masyarakat kota yang biasanya setiap anggota keluarga belum bisa bagaimana menciptakan keluarga yang utuh, harmonis, bahagia, dan sejahtera.