Menurut Departemen Kesehatan (1988) ’’keluarga adalah unit terkecil
dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga serta beberapa orang yang
berkumpul dan tinggal di satu atap dalam keadaan saling bergantungan’’.
Dalam pengertian sosiologis, secara umum keluarga dapat didefinisikan
sebagai suatu kelompok dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan
perkawinan, darah, atau adopsi, merupakan susunan rumah tangga sendiri,
berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain yang menimbulkan peranan-peranan
sosial bagi suami istri, ayah dan ibu, putra dan putrinya, saudara laki-laki
dan perempuan serta merupakan pemeliharaan kebudayaan bersama. Jadi keluarga
merupakan kesatuan sosial yang terikat oleh hubungan darah dan masing-masimg
anggotanya mempunyai peranan yang berlainan sesuai dengan fungsinya.Keluarga yang
komprehensip merupakan suatu proses yang rumit, sehingga memerlukan suatu
pendekatan yang logis dan sistematis untuk bekerja dengan keluarga dan anggota
keluarga.
Pendekatan ini disebut proses keperawatan. MenurutYuradan Walsh (1978)
“proses keperawatan merupakan inti dan sari dari keperawatan”. Proses adalah
suatu aksi gerak yang dilakukan dengan sengaja dan sadar dari satu titik
ketitik yang lain menuju pencapaian tujuan. Padadasarnya, proses keperawatan merupakan
suatu proses pemecahan masalah yang sistematis, yang digunakan ketika bekerja dengan
individu, keluarga, kelompok atau komunitas.
Salah satu aspek terpenting dari keperawatan adalah penekanannya pada keluarga.
Keluarga bersama dengan individu, kelompok dan komunitas adalah klien atau resipien
keperawatan. Secara empiris, disadari bahwa kesehatan para anggota keluarga dan
kualitas kesehatan keluarga mempunyai hubungan yang erat. Akan tetapi, hingga
saat ini sangat sedikit yang diberikan perhatian pada keluarga sebagai objek
dari studi yang sistematis dalam bidang keperawatan. Beberapa alasan penting
meyakinkan mengapa unit keluarga harus menjadi focus sentral dari keperawatan
keluarga, yaitu: Dalam sebuah unit keluarga, disfungsi apa saja (penyakit,
cedera, perpisahan) yang mempengaruhi satu atau lebih anggota keluarga, dan dalam
hal tertentu, sering akan mempengaruhi anggota keluarga yang lain dan unit ini secara
keseluruhan. Ada semacam hubungan yang kuat antara keluarga dan status kesehatan
anggotanya. Melalui perawatan kesehatan keluarga yang berfokus pada peningkatan,
perwatan diri (self care), pendidikan
kesehatan, dan konseling keluarga serta upaya-upaya yang berarti dapat
mengurangi resiko yang diciptakan oleh pola hidup dan bahaya dari lingkungan.
1.
Apa yang dimaksud definisi keluarga?
2.
Bagaimana struktur keluarga?
3.
Apa sajakah bentuk-bentuk keluarga?
4.
Bagaimana peranan keluarga?
5.
Apa fungsi dari keluarga?
6.
Apa saja tugas keluarga?
7.
Apa sajakah ciri-ciri keluarga Indonesia?
8.
Bagaimanakah pola kehidupan
keluarga di Indonesia?
1.
Bertujuan untuk mengetahui apa yang
dimaksud dengan definisi keluarga.
2.
Bertujuan untuk memahami bagaimana
struktur keluarga.
3.
Bertujuan untuk mengetahui apa saja bentuk
keluarga.
4.
Bertujua untuk mengetahui apa saja perana
keluarga.
5.
Bertujuan untuk mengetahui apa saja fungsi
keluarga.
6.
Bertujuan untuk memahami apa saja tugas
keluarga.
7.
Bertujuan untuk mengetahui ciri-ciri
keluarga Indonesia.
8.
Bertujuan untuk mengetahui
bagaimana pola kehidupan keluarga di Indonesia.
Keluarga adalah bagian masyarakat yang peranannya sangat penting untuk membentuk
kebudayaan yang sehat. Dari keluarga inilah pendidikan kepada individu dimulai
dan dari keluarga akan tercipta tatanan masyarakat yang baik, sehingga untuk
membangun suatu kebudayaan maka sebaiknya dimulai dari keluarga (Setiadi,
2008).
Perkembangan peradaban dan kebudayaan, terutama sejak IPTEK berkembang
secara pesat, baik yang bersifat positif maupun negatif. kehidupan keluargapun
banyak mengalami perubahan dan berada jauh dari nilai-nilai keluarga yang
sesungguhnya. Dalam kondisi masa kini, yang ditandai dengan modernisasi dan
globalisasi, banyak pihak yang menilai bahwa kondisi kehidupan masyarakat
dewasa ini berakar dari kondisi kehidupan dalam keluarga (Setiawati, 2009).
Dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah dua orang atau lebih yang mempunyai
ikatan perkawinan yang saling berinteraksi dan mempunyai tujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, psikologis dan
social anggota.
Keluarga dapat didefinisikan dari berbagai macam orientasi dan
cara pandang yang berbeda-beda. Adapun
beberapa Definisi Keluarga sesuai waktu perkembangan konsep atau teori tentang
keluarga adalah sebagai berikut :
Keluarga merupakan Lingkungan Sosial yang mempunyai hubungan yang
sangat erat dengan seseorang. Dalam keluarga itulah seseorang dibesarkan,
bertempat tinggal, berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, terbentuknya nilai-nilai,
dan kebiasaan – kebiasaan yang berfungsi sebaga isaksi segenap budaya dari luar
dan mengakomodir hubungan anak dengan lingkungannya.
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui
pertalian darah, adopsi atau perkawinan.
Keluarga adalah sekelompok orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,
adopsi atau kelahiran yang bertujuan untuk menciptakan dan mempertahankan budaya
yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan social dari tiap-tiap
anggota keluarganya.
Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam suatu rumah tangga
dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan.
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan darah,
perkawinan dan adopsi, dalam satu rumah tangga dan berinteraks iantara satu dengan
yang lainnya dalam perannya masing-masing dan mempertahankan suatu budaya.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami,
istri atau suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya.
Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan
antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki
atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya
sendiri atau adopsi dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karen aikatan tertentu
untuk saling membagi pengalaman dan melakukan pendekatan emosional serta mengidentifikasi
diri mereka sebagai bagian dari keluarga.
Struktur didasarkan pada organisasi, yaitu perilaku anggota keluarga
dan pola hubungan dalam keluarga. Hubungan yang ada dapat bersifat kompleks,
misalnya seorang wanita bisa sebagai istri, sebagai ibu, sebagai menantu, dll
yang semua itu mempunyai kebutuhan, peran dan harapan yang berbeda. Pola
hubungan itu akan membentuk kekuatan dan struktur peran dalam keluarga.
Struktur keluarga dapat diperluas dan dipersempit tergantung dari kemampuan dari
keluarga tersebut untuk merespon stressor yang ada dalam keluarga. Struktur
keluarga yang sangat kaku atau sangat fleksibel dapat mengganggu atau merusak
fungsi keluarga.
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah:
a.
Patrilinea
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
b.
Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c.
Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
istri.
d.
Keluarga kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga,dan
beberapa sanak saudara yang menjadi
bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami istri (Nasrul Effendy,
1998)
b.
Ada keterbatasan setiap anggota
keluarga memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam
menjalankan fungsi dan tugasnyamasing-masing.
c.
Ada perbedaan dan kekhususan setiap
anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.(Anderson Carter).
1.
Monogami
(mono berarti satu, gamos berarti kawin) yaitu perkawinan antara
satu orang laki-laki dan satu orang perempuan.
2.
Poligami
(poli berarti banyak) yaitu perkawinan antara satu orang laki-laki atau
wanita dan lebih dari satu wanita atau laki-laki. Dengan kata lain, beristri
atau bersuami lebih dari satu orang. Poligami dibagi menjadi dua yaitu:
a.
Poligini,
yaitu seorang laki-laki beristri lebih dari satu orang. Poligini sendiri dibagi
menjadi 2 macam, yaitu:
1)
Poligini
sororat, bila para istrinya beradik-kakak
2)
Poligini
non-sororat, bila para istrinya bukan beradik-kakak
b.
Poliandri,
yaitu seorang istri bersuami lebih dari satu orang. Poliandri dibagi menjadi 2
macam, yaitu:
1)
Poliandri
fraternal, bila para suami beradik-kakak
2)
Poliandri
non-fraternal, bila para suami bukan beradik-kakak. Poliandri antara lain
terdapat pada orang Eskimo, Markesas (Oceania), Toda di India Selatan dan beberapa bangsa di Afrika Timur
dan Tibet.
a.
Keluarga Inti (Nuclear Family)
Keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan yang direncanakan yang
terdiri dari suam, istri, dan anak-anak, baik karena kelahiran (natural) maupun
adopsi.
b.
Keluarga Besar (Extended Family)
Keluarga inti ditambah dengan keluarga yang lain (karena hubungan
darah), misalnya kakek, nenek, bibi, paman, sepupu termasuk keluarga modern, seperti
orangtua tunggal, keluarga tanpa anak, serta keluarga pasangan sejanis (guy/lesbian
families).
c.
Keluarga Campuran (Blended
Family)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri, anak-anak kandung dan anak-anak
tiri.
d.
Keluarga Menurut Hukum Umum (Common Law Family)
Keluarga yang tinggal bersama anak-anaknya.
e.
Keluarga Orang Tua Tinggal
Keluarga yang terdiri dari pria atau wanita, mungkin karena telah bercerai,
berpisah, ditinggal mati atau mungkin tidak pernah menikah,serta anak-anak
mereka yang tinggal bersama.
f.
Keluarga Hidup Bersama (Commune Family)
Keluarga yang terdiri dari pria, wanita dan anak-anak yang tinggal bersama
berbagi hak dan tanggung jawab, serta memiliki kepercayaan bersama.
g.
Keluarga Serial (Serial Family)
Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang telah menikah dan mungkin
telah punya anak, tetapi kemudian bercerai dan masing-masing menikah lagi serta
memiliki anak-anak dengan pasangannya masing-masing, tetapi semuanya
mengganggap sebagai satu keluarga.
h.
Keluarga Gabungan (Composite Family)
Keluarga yang terdiri dari suam dengan beberapa istri dan anak- anaknya
(poligami) atau istri dengan beberapa suami dan anak-anaknya (poliandri).
i.
Hidup bersama dan Tinggal Bersama
(Cohabitation Family)
Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang hidup bersama tanpa adaikatan
perkawinan yang sah.
a.
Keluarga Tradisional (Traditional
Family)
1)
Keluarga yang terbentuk
karena/tidak melanggar norma-norma kehidupan masyarakat yang secara tradisional
dihormati bersama-sama, yang terpenting adalah keabsahan ikatan keluarga.
2)
Keluarga Inti (Nuclear
Family) merupakan keluarga yang terdiri dari suami, istri serta anak-anak
yang hidupbersama-sama dalam satu rumah tangga.
3)
Keluarga Inti diad (Nuclear
Dyad Family) merupakan keluarga yang terdiri dari suami dan istri tanpa
anak, atau anak-anakmereka telah tidak tinggal bersama.
4)
Keluarga orang tua
tunggal (Single Parent Family) merupakan keluarga inti yang suami atau
istrinya telah meninggal dunia.
5)
Keluarga orang dewasa
bujangan (Single Adult Living Alone) merupakan keluarga yang terdiri
dari satu orang dewasa laki-laki atau wanitayang hidup secara membujang.
6)
Keluarga tiga generasi (Three
Generation Family) merupakan keluarga inti ditambah dengan anak yang
dilahirkan oleh anak-anak mereka.
7)
Keluarga pasangan umur
jompo atau pertengahan (Middle Age orAldert Couple) merupakan keluarga
inti diad yang suami atau istrinya telah memasuki usia pertengahan atau lanjut.
8)
Keluarga jaringan
keluarga (Kin Network) merupakan keluarga
inti ditambah dengan saudara-saudara menurut garis vertikal atau horizontal,
baik dari pihak suami maupun istri.
9)
Keluarga karier kedua (Second Carrier Family) merupakan keluarga
inti diad yang anak-anaknya telah meninggalkan keluarga, suami atau istri aktif
lagi kerja.
b.
Keluarga Non
Tradisional
Keluarga yang pembentukannya tidak sesuai atau dianggapmelanggar
norma-norma kehidupan tradisional yang dihormati bersama. Yang terpenting
adalah keabsahan ikatan perkawinan antara suami-istri. Dibedakan 5 macam
sebagai berikut :
1)
Keluarga yang Hidup Bersama (Commune
Family)
Keluarga yang terdiri dari pria, wanita dan anak-anak yang tinggal bersama,
berbagi hak dan tanggung jawab bersama serta memiliki kekayaan bersama.
2)
Keluarga dengan Orang Tua tidak
Kawin dengan Anak (Unmarriedparents And Children
Family)
Pria atau wanita yang tidak pernah kawin tetapi tinggal bersama dengan
anak yang dilahirkannya.
3)
Keluarga Pasangan tidak Kawin
dengan Anak (Unmarried Couple
Withchildren Family)
Keluarga inti yang hubungan suami-istri tidak terikat perkawinan sah.
4)
Keluarga Pasangan Tinggal Bersama
(Combifity Family)
Keluargayang terdiri dari pria dan wanita yang hidup bersama tanpa
ikatanperkawinan yang sah
5)
Keluarga Homoseksual (Homoseksual Union)
Adalah keluarga yangterdiri dari dua orang dengan jenis kelamin yang
sama dan hidupbersama sebagai suami istri.
a. Adat
utrolokal, yaitu adat
yang memberi kebebasan kepada sepasang suami istri untuk memilih tempat
tinggal, baik itu di sekitar kediaman kaum kerabat suami ataupun di sekitar
kediamanan kaum kerabat istri.
b. Adat
virilokal, yaitu adat
yang menentukan bahwa sepasang suami istri diharuskan menetap di sekitar pusat
kediaman kaum kerabat suami.
c. Adat
uxurilokal, yaitu adat
yang menentukan bahwa sepasang suami istri harus tinggal di sekitar kediaman
kaum kerabat istri.
d. Adat
bilokal, yaitu adat
yang menentukan bahwa sepasang suami istri dapat tinggal di sekitar pusat
kediaman kerabat suami pada masa tertentu, dan di sekitar pusat kediaman kaum
kerabat istri pada masa tertentu pula (bergantian).
e. Adat
neolokal, yaitu adat
yang menentukan bahwa sepasang suami istri dapat menempati tempat yang baru,
dalam arti kata tidak berkelompok bersama kaum kerabat suami maupun istri.
f. Adat
avunkulokal, yaitu
adat yang mengharuskan sepasang suami istri untuk menetap di sekitar tempat
kediaman saudara laki-laki ibu (avunculus) dari pihak suami.
g. Adat
natalokal, yaitu adat
yang menentukan bahwa suami dan istri masing-masing hidup terpisah, dan
masing-masing dari mereka juga tinggal di sekitar pusat kaum kerabatnya
sendiri.
Peran adalah pemahaman yang lebih struktural, karena preskripsi
normatif dalam keluarga, meskipun berbeda-beda, secara relatif masih
didefinisikan secara lebiih baik (Nye, 1976). Berbagai peranan yang terdapat
dalam keluarga adalah sebagai berikut:
Berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa
aman, sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari
kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
2.
Sebagai Istri dan Ibu dari
Anak-Anaknya
Ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan
pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu
juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam
keluarganya.Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik,
mental, sosial, dan
spiritual.
Setiap
posisi formal dalam keluarga adalah peran-peran yang terkait, yaitu sejumlah
perilaku yang kurang lebih bersifat homogen. Keluarga membagi peran secara
merata kepada para anggota keluarga seperti cara masyarakat membagi
peran-perannya. Peran yang formal yang standar terdapat dalam keluarga (pencari
nafkah, ibu rumah tangga, anak, menejer keuangan, dan tukang masak). Peran
dasar yang membentuk posisi sosial sebagai suami-ayah dan istri-ibu antara lain
sebagai berikut:
1.
Peran sebagai provider atau penyedia.
2.
Sebagai pengatur rumah tangga.
3.
Perawatan anak, baik yang sehat
maupun yang sakit.
4.
Sosialisasi anak.
5.
Rekreasi.
6.
Persaudaraan (kinship), memlihara hubungan keluarga paternal danmaternal.
7.
Peran terapeutik (memenuhi
kebutuhan afektif dari pasangan).
8.
Peran seksual.
Peran-peran informal keluarga bersifat implisit, biasanya tidak tampak,
dimaikan hanya untuk meenuhi kebutuhan-kebutuhan emosional individu dan / untuk
menjaga keseimbangan dalam keluarga (Satir, 1967). Peran informal mempunyai
tuntutan yang berbeda, tidak terlalu didasarkan pada usia, jenis kelamin
melainkan lebih didasarkan pada atribut-atribut personalitas atau keperibadian
anggota keluarga individual (Kievit: 1968). Beberapa contoh peran informal yang
bersifat adaptif dan merusak kesejahteraan keluarga diantaranya sebagai
berikut. Peran adaptif antara lain:
1.
Pendorong
2.
Pengharmonis
3.
Inisiator-kontributor
4.
Pendamai
5.
Pencari nafkah
6.
Perawatan keluarga
7.
Penghubung keluarga
8.
Pionir keluarga
9.
Sahabat, penghibur, dan
coordinator
10.
Pengikut dan saksi
1)
Untuk meneruskan keturunan
2)
Memelihara dan membesarkan anak
3)
Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4)
Memelihara dan merawat anggota keluarga
b.
Fungsi Psikologis
1)
Memberikan kasih sayang dan rasa
aman
2)
Memberikan perhatian diantara anggota
keluarga
3)
Membina pendewasaan kepribadian anggota
keluarga
4)
Memberikan identitas keluarga
c.
Fungsi Sosialisasi
1)
Membina sosialisasi pada anak
2)
Membina norma-norma tingkah laku sesuai
dengan tingkah perkembangan anak
3)
Meneruskan nilai-nilai keluarga
d.
Fungsi Ekonomi
1)
Mencari sumber-sumber penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga
2)
Pengaturan dan penggunaan penghasilan
keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga
3)
Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga
di masa yang akan datang. Misalnya: pendidikan anak, jaminan hari tua.
e.
Fungsi Pendidikan
1)
Menyekolahkan anak untuk memberikan
pengetahuan, ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat
yang dimiliki.
2)
Mempersiapkan anak untuk kehidupan
dewasa yang akan datang dalam memenuhi perannya sebagai orang dewasa.
3)
Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat
perkembangannya.
a.
Fungsi Afektif (the affective function)
Adalah berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis
kekuatan dari keluarga. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga untuk fungs
afektif adalah:
1)
Memelihara saling asuh (mutual nurturance) adalah saling
mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung antar
anggota. Setiap anggota yang mendapat kasih sayang dan dukungan dari angotayang
lain maka kemampuannya untuk memberi akan meningkat sehingga tercipta hubungan
yang hagat dan saling mendukung (Friedman, 1986).
2)
Keseimbangan saling menghargai
adalah pendekatang yang cukup baik untuk menjadi orang tua diistilahkan dengan
keseimbangan saling menghargai (Colley, 1978).
3)
Pertalian dan identifikasi adalah
kekuatan yang besar di balika persepsi dan kepuasan dari kebutuhan individu
dalam keluarga adalah pertalian (bonding)
atau kasih sayang (attachment)
digunakan secara bergantian. Kasih sayang adalah ikatan emosional yang relatif
unik dan abadi antara dua orang tertentu (Wright dan Leahey, 1984).
4)
Keterpisahan dan kepaduan adalah
salah satu masalah pokok psikologis yang sentral dan menonjol.
b.
Fungsi Sosialisasi (the socialization function)
Adalah mencakup semua proses dalam sebuah komunitas tertentu atau
kelompok manusia, yang berdasarkan sifat kelenturannya, melalui pengalaman yang
diperoleh selama hidup, mereka memperoleh karakteristik yang terpola secara
sosial (Honigman, 1967).
c.
Fungsi Reproduksi (the reproductive function)
Adalah fungsi keluarg meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah
sumber daya manusia. Dengan adanya program keluarga berencana, maka fungsi ini
sedikit terkontrol.
d.
Fungsi Ekonomi (the economi function)
Adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti
sandang, pangan, dan papan. Fungsi ini sukar dipenuhi oleh keluarga dibawah
garis kemiskinan. Perawat atau bidan bertanggung jawab mencari sumber-sumber di
masyarakat yang dapat digunakan keluarga meningkatkan status kesehatan.
e.
Fungsi Perawatan Kesehatan (the health care function)
Adalah kemampuan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang mengalami
masalah kesehatan. (Sudiharto, 2007: 24). Lebih jauhnya lagi, keluarga
mempunyai tanggung jawab yang utama untuk memulai dan mengkoordinasikan
pelayanan yang diberikan oleh para profesional perawatan kesehatan (Pratt,
1977, 1982).
a.
Asih:
Memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada anggota
keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan
kebutuhannya.
b.
Asuh:
Menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya selalu terpelihara,
sehingga di harapkan anak-anak menjadi sehat fisik, mental, sosial dan
spiritual.
c.
Asah:
Memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga sehat menjadi manusia dewasa dan
mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.
Dalam sebuah keluarga ada beberapa tugas
dasar yang mencakup delapan tugas pokok sebagai berikut:
1.
Bertanggung
jawab dalam pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
2.
Memeliharaan
sumber daya yang ada dalam keluarga.
3.
Melaksanakan
pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya
masing-masing.
5.
Pengaturan
jumlah anggota keluarga.
6.
Pemeliharaan
ketertiban anggota keluarga.
7.
Penempatan
anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
8.
Membangkitkan
dorongan dan semangat para anggotanya.
1.
Mempunyai ikatan yang sangat erat
dengan dilandasi semangat gotong royong.
2.
Dijiwai oleh nilai kebudayaan
ketimuran.
3.
Umumnya dipimpin oleh suami
meskipun proses pemutusan dilakukan secara musyawara.
Pola hidup masyarakat tidak hanya menyangkut lapangan pekerjaan
pendidikan dan kehidupan keluarga belaka, tetapi juga meliputi keorganisasian
masyarakat sosial, upacara dan adat istiadat yang berlaku serta kehidupan
keragamaan, namun dalam suatu masyarakat atau desa terdapat beberapa pola
hidup. Penduduk masyarakat di suatu desa diduduki oleh kaum petani yang
merupakan pencaharian utama mereka dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari serta
sebagian untuk kepentingan sosial.
1.
Pola kehidupan sosial masyarakat
pedesaan menggunakan sistem kekeluargaan dan berkelompok, sehingga membuat
mereka lebih erat dan saling menolong.
2.
Pola kehidupan sosial masyarakat perkotaan
lebih bersifat individu, hal ini karena mereka merasa sudah bisa memenuhi
kebutuhannya tanpa perlu bantuan dari orang lain.
3.
Dalam pemenuhan kebutuhan hidup,
masyarakat pedesaan lebih melihat ke arah fungsinya sedangkan pada masyarakat
kota lebih melihat ke arah pemenuhan kebutuhan sosialnya.
Keluarga sebagai sistem peran merupakan gambaran yang mengandung
harapan, kebudayaan terhadap tingkah laku dalam keluarga merupakan tempat
dimana peranan tersebut dipelajari dan diterapkan.
Menurut Nimkof, keluarga dapat dipandang sebagai keluarga sebagai
variabel terikat dan variabel bebas.
Sebagai variabel terikat artinya adalah keluarga merupakan tujuan
terhadap harapan, tuntutan dan keinginan dari sistem sosial yang lebih besar.
Sedangkan keluarga sebagai variabel bebas yaitu keluarga merupakan
pendukung kekuatan potensial bagi suatu generasi sebagai gambaran alternatif di
masa yang akan datang.
Keluarga sebagai sistem evolusi menurur Bouiding, kehidupan keluarga
merupakan perubahan secara lambat dari berbagai usia yang disosialisasikan
melalui peran
Menurut pendekatan ini, keluarga dipandang sebagai sistem sosial yang
mempunyai fungsi beberapa tugas atau fungsi bagi masyarakat dan bagi anggota
keluarga, sebagai suatu sistem anggota mempunyai hubungan dan saling
ketergantungan satu sama lain. Pendekatan fungsionalis memandang keluarga berdasarkan
beberapa teori :
a.
Teori Peranan
Keluarga
merupakan suatu sistem peranan dimana setiap anggotanya nempunyai peranan yang
berbeda yang tentunya saling melengkapi.
b.
Teori Konflik
Di
dalam keluarga dapat terjadi konflik peranan sebagai akibat dari peranan yang
berbeda dalam keluarga.
c.
Teori Konflik Sosial
Dalam
suatu keluarga tidak dapat dihindarkan terjadinya konflik, namun konflik ini
berfungsi positif untuk mempererat hubungan diantara anggota keluarga.
d.
Teori Interaksi Simbolis
Interaksi
anggota keluarga didasarkan pada pemahaman secara obyektif pada suatu situasi
dalam keluarga. Interaksi simbolis dalam keluarga bertujuan untuk memelihara
proses sosialisasi, nilai, keyakinan, dan sikap.
e.
Teori Pertukaran Sosial
Berasumsi
bahwa hubungan manusia didorong oleh pertimbangan akan keuntungan yang diperoleh
dalam hubungannya dengan orang lain.
f.
Pendekatan Perkembangan
Memfokuskan
pada tugas perkembangan individu dalam rentang kehidupannya, dalam hal ini
keluarga diharapkan dapat menyelesaikan tugas-tugas dalam setiap
tahapan-tahapan tersebut.
Keluarga adalah bagian masyarakat yang peranannya sangat penting untuk
membentuk kebudayaan yang sehat. Ada dua macam bentuk keluarga dilihat dari bagaimana keputusan diambil,
yaitu berdasarkan lokasi dan berdasarkan pola otoritas.
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat,
kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Fungsi
dan tugas keluarga juga harus kita lakukan
dan terapkan sebagaimana semestinya dan tidak menyimpang di dalam kehidupan kita dalam menjalin
keluarga yang harmonis.
Sebagai calon bidan kita harus memahami tentang keluarga, pentingnya
keluarga, bagaimana pola dan proses terbentuknya keluarga. Sehingga ketika kita
terjun ke lahan sebagai tenaga medis yang bertugas sebagai konselor, kita bisa
memberikan konseling kepada keluarga dengan berbagai macam karakter. Kita dapat
membantu menyelesaikan masalah keluaraga yang berbeda-beda tersebut dengan
menerapakan ilmu tentang keluarga yang telah di pelajari. Selain itu kita juga
bisa memberikan penyuluhan kepada masyarakat desa maupun masyarakat kota yang
biasanya setiap anggota keluarga belum bisa bagaimana menciptakan keluarga yang
utuh, harmonis, bahagia, dan sejahtera.