Makalah
Etikolegal dan Keselamatan Pasien
dalam
Praktik Kebidanan
DASAR-DASAR PENCEGAHAN INFEKSI
DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
Disusun guna memenuhi sebagian persyaratan
DASAR-DASAR PENCEGAHAN INFEKSI
DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
Disusun guna memenuhi sebagian persyaratan
Ujian Akhir Semester (UAS) Mata
Kuliah Etikolegal
dan
Keselamatan Pasien dalam Praktik Kebidanan
Oleh
:
Kelompok
4 Semester II
1.
Leila Farah (140192)
2.
Annisa Riski FU (140193)
3.
Linda Okftarini (140194)
4.
Aprilia Borneawati (140195)
5.
Rini Yende (140196)
6.
Isnaini Mar’atussolihah (140197)
7.
Muntaka Batun Nafsiyah (140198)
8.
Fitriya Muyasaroh (140199)
9.
Rica Hardiana (140200)
AKADEMI
KEBIDANAN YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2015
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan
Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Dasar-Dasar Pencegahan Infeksi
dalam Pelayanan Kebidanan” ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Etikolegal dan Keselamatan Pasien dalam Praktik Kebidanan
dalam Pelayanan Kebidanan” ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Etikolegal dan Keselamatan Pasien dalam Praktik Kebidanan
Makalah ini ditulis
dari hasil penyusunan data-data sekunder yang kami peroleh dari berbagai sumber
yang berkaitan dengan judul makalah ini, tidak lupa penyusun ucapkan
terimakasih kepada dosen pembimbing etikolegal dan keselamatan pasien dalam
praktik kebidanan Ibu Winarsih, S.SiT., M.Kes. dan para mahasiswa yang
mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.
Kami berharap dengan
membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua dan dapat menambah
wawasan kita mengenai dasar-dasar pencegahan infeksi dalam pelayan kebidanan.
Makalah ini masih jauh dari sempurna maka kami mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.
Yogyakarta,
6 Maret 2015
Penyusun
Kelompok IV
Rumah Sakit merupakan tempat
berkumpulnya segala macam penyakit, baik menular maupun tidak menular (Musad
ad, Lubis, & Kasnodihardjo, 1993). Seluruh petugas kesehatan yang bekerja di rumah sakit
seharusnya mengetahui pentingnya pencegahan
infeksi silang (nosokomial). Infeksi sebagian besar dapat dicegah dengan
strategi yang telah tersedia yaitu dengan cuci tangan (Tietjen, dkk : 2004).
Di masa
lalu, fokus utama penanganan masalah infeksi dalam pelayanan kesehatan adalah
mencegah infeksi. Infeksi serius pasca bedah masih merupakan masalah di
beberapa negara, ditambah lagi dengan munculnya penyakit Acquired Immuno
Deficiency Syndrome (AIDS) dan hepatitis B yang belum ditemukan obatnya.
Saat ini, perhatian utama ditujukan untuk mengurangi resiko perpindahan
penyakit, tidak hanya terhadap pasien, tetapi juga kepada pemberi pelayanan
kesehatan dan karyawan, termasuk pekarya, yaitu orang yang bertugas
membersihkan dan merawat ruang bedah.
Cara efektif
untuk mencegah penyebaran penyakit dari orang ke orang atau dari peralatan ke
orang dapat dilakukan dengan meletakkan penghalang di antara mikroorganisme dan
individu (pasien atau petugas kesehatan). Dengan bekerja berdasarkan tujuan
ini, maka berarti pemberi asuhan kesehatan melindungi pasien, lingkungan dan
dirinya sendiri.
1. Untuk mengetahui definisi pencegahan
infeksi.
2. Untuk mengetahui kewaspadaan baku (
universal precaution ).
3. Untuk mengetahui pencegahan infeksi
maternal dan neonatal.
1.
Mahasiswa
dapat mengetahui definisi pencegahan infeksi.
2.
Mahasiswa
dapat mengetahui kewaspadaan universal.
3.
Mahasiswa
dapat mengetahui pencegahan infeksi maternal dan neonatal.
A.
Pencegahan Infeksi
Infeksi adalah invasi tubuh oleh patogen atau
mikroorganisme dan berpoliferasi dalam jaringan tubuh.
Infeksi adalah masuk
dan berkembangnya agen infeksi ke dalam tubuh seseorang atau hewan. Pada
infeksi yang “manifes”, orang yang terinfeksi tampak sakit secara lahiriah.
Pada infeksi yang “non-manifes”, tidak ada gejala atau tanda lahiriah. Jadi,
infeksi jangan dirancukan dengan penyakit.
Tindakan pencegahan infeksi (PI)
tidak terpisah dari komponen- komponen lain dalam asuhan selama persalinan
persalinan dan kelahiran bayi. Tindakan ini harus diterapkan dalam setiap aspek
asuhan untuk melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga, penolong persalinan,
dan tenaga kesehatan lainnya dengan mengurangi infeksi karenabakteri, virus,
dan jamur. Dilakukan pula untuk mengurangi risiko penularan penyakit-penyakit
berbahaya yang hingga kini belum ditemukan dengan cara pengobatannya, seperti
misalnya HIV/AIDS.
Bibit
penyakit (mikroba pthatogen) dapat menular (berpindah) dari penderita, hewan
sakit atau reservoir bibit penyakit lainnya, ke manusia sehat dengan beberapa:
1) Kontak Langsung
(Direct Contact)
Bibit
penyakit menular karena kontak badan dengan badan antara penderita dengan orang
yang ditulari. Misalnya cara penularan:
a) Penyakit
kelamin seperti: syphilis, gonorrhoea, AIDS.
b) Penyakit
kulit : tinea versicolor (panu), scabies (kudis).
Bibit penyakit menular dengan perantaraan benda-benda yang terkontaminasi
karena telah berhubungan dengan penderita ataupun bahan-bahan yang berasal dari
penderita yang mengandung bibit penyakitnya,seperti feces, urina, darah,
muntahan dan sebagainya.
Bibit
penyakit menular dengan perantaraan makanan dan minuman yang telah
terkontaminasi.penyakit-penyakit yang menular dengan cara ini,antara lain:
cholera, thypus abdominalis, poliomyelitis, hepatitis infectiosa, dysenteri,
penyakit-penyakit karena cacing, misalnya karena ascaries lumbricoides.
Bibit penyakit menular melalu serangga
(arthropoda).dalam hal ini serangganya pun dapat merupakan host (tuan rumah)
dari bibit penyakitnya atau pun hanya sebagai pemindah (transmiter)saja.
Misalnya:
1) Malaria
disebabkan oleh plasmadium sp, (protozoa) ditularkan oleh nyamuk anopheles sp.
2) Deman
berdarah (dengue haemorrhagic fever) disebabkan oleh virus dengue ,ditularkan
oleh nyamuk Aedes aegypti.
Penyakit
yang menular melalui udara ,terutama penyakit saluran pernapasan,
seperti: Melalui debu diudara yang mengandung bibit penyakit misalkan penularan
penyakit tuberculosa paru-paru yang disebabkan oleh bakteri mycobacterrium
tuberculosis.
Beberapa
tindakan pencegahan infeksi yang dapat dilakukan adalah:
Aseptik
yaitu tindakan yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan. Istilah ini dipakai untuk
menggambarkan semua usaha yang dilakukan untuk mencegah masuknya mikroorganisme
ke dalam tubuh yang kemungkinan besar akan mengakibatkan infeksi. Tujuan
akhirnya adalah mengurangi atau menghilangkan jumlah mikroorganisme ,baik pada
permukaan benda hidup maupun benda mati agar alat-alat kesehatan dapat dengan
aman digunakan. Contoh : Pencucian alat dengan menggunakan sabun.
Antiseptik
yaitu upaya pencegahan infeksi dengan cara membunuh atau menghambat pertumbuhan
mikroorganisme pada kulit dan jaringan tubuh lainnya. Contoh :
1) Mencuci alat
dengan cara biasa, lalu setelah kering dilanjutkan dengan mencuci menggunakan
alkohol.
2) Menuangkan
alat dengan alkohol, lalu dibakar
Tindakan
yang dilakukan agar benda mati dapat ditangani oleh petugas kesehatan secara
aman,terutama petugas pembersihan medis sebelum pencucian dilakukan. Contohnya
adalah meja pemeriksaan,alat-alat kesehatan,dan sarung tangan yang
terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh disaat prosedur dedah/tindakan dilakukan.
Kewaspadaan Universal atau Kewaspadaan Umum (KU) atau Universal
Precautions (UP) adalah suatu cara untuk mencegah penularan penyakit
dari cairan tubuh, baik dari pasien ke petugas kesehatan dan sebaliknya juga
dari pasien ke pasien lainnya. Menurut Prof. Dr. Sulianti Saroso (2006)
Kewaspadaan Universal adalah suatu cara penanganan baru untuk meminimalkan
pajanan darah dan cairan tubuh dari semua pasien, tanpa memperdulikan status
infeksi.
Kewaspadaan Universal hendaknya
dipatuhi oleh tenaga kesehatan karena ia merupakan panduan mengenai
pengendalian infeksi yang dikembangkan untuk melindungi para pekerja di bidang
kesehatan dan para pasiennya sehingga dapat terhindar dari berbagai penyakit
yang disebarkan melalui darah dan cairan tubuh tertentu.
Penerapan Kewaspadaan Standar
diharapkan dapat menurunkan risiko penularan patogen melalui darah dan cairan
tubuh lain dari sumber yang diketahui maupun yang tidak diketahui.
Penerapan ini merupakan pencegahan dan pengendalian infeksi yang harus
rutin dilaksanakan terhadap semua pasien dan di semua fasilitas pelayanan
kesehatan (FPK).
a. Kebersihan
tangan (cuci tangan)
b. Alat Pelindung Diri (APD), yang terdiri dari:
1) Penggunaan
sarung tangan
2) Pelindung
wajah (masker, kacamata,)
Masker harus
dikenakan bila diperkirakan ada percikan atau semprotan dari darah atau cairan
tubuh ke wajah. Selain itu, masker menghindarkan perawat menghirup
mikroorganisme dari saluran pernapasan klien dan mencegah penularan kuman patogen
dari saluran pernapasan perawat ke klien.
Masker yang dipakai dengan tepat terpasang pas
nyaman di atas mulut dan hidung sehingga kuman patogen dan cairan tubuh tidak
dapat memasuki atau keluar dari sela-selanya. Langkah-langkah penggunaan masker :
a)
Ambil bagian atas masker (biasanya sepanjang tepi
tersebut ada stip motal yang tipis).
b)
Pegang masker pada 2 tali atau ikatan bagian atas
belakang kepala dengan tali melewati atas telinga.
c)
Ikatkan dua tali bagian bawah masker sampai ke bawah
dagu.
d)
Dengan lembut jepitkan pita motal bagian atas pada
batang hidung.
3) Gaun
pelindung
Gaun / baju
pelindung atau jubah atau celemek, merupakan salah satu jenis pakaian kerja.
Seperti diketahui bahwa pakaian kerja dapat berupa seragam kerja, gaun bedah,
jas laboratorium dan celemek. Tujuan pemakaian gaun pelindung adalah untuk
melindungi petugas dari kemungkinan genangan atau percikan darah atau cairan
tubuh lain yang dapat mencemari baju atau seragam.
4) Penutup
kepala
5) Sepatu
pelindung
c. Pencegahan
luka tusukan jarum dan benda tajam lainnya
Dalam mencegah luka tusukan jarum
dan benda tajam lainnya, maka seorang perawat harus berhati-hati dalam
melakukan.
1) Memegang
jarum, pisau, dan alat-alat tajam lainnya.
2) Bersihkan
alat-alat yang telah digunakan.
3) Buang jarum
dan alat-alat tajam lainya yang telah digunakan.
d. Kebersihan
pernapasan dan etika batuk
Seseorang dengan gejala gangguan
napas harus menerapkan langkah-langkah pengendalian sumber dengan cara tutup
hidung dan mulut saat batuk/bersin dengan tisu dan masker, serta membersihkan
tangan setelah kontak dengan sekret saluran napas.Fasilitas pelayanan kesehatan
harus:
1) Menempatkan
pasien dengan gejala gangguan pernapasan akut setidaknya 1 meter dari pasien
lain saat berada di ruang umum jika memungkinkan.
2) Letakkan
tanda peringatan untuk melakukan kebersihan pernapasan dan etika batuk pada
pintu masuk fasilitas pelayanan kesehatan. Pertimbangkan untuk meletakkan
perlengkapan/ fasilitas kebersihan tangan di tempat umum dan area evaluasi
pasien dengan gangguan pernapasan.
e. Kebersihan
lingkungan
Gunakan prosedur yang memadai untuk
kebersihan rutin dan disinfeksi
permukaan lingkungan dan benda lain yang sering disentuh.
f. Linen
Penanganan, transportasi, dan
pemrosesan linen yang telah dipakai dengan cara:
1) Cegah
pajanan pada kulit dan membran mukosa serta kontaminasi pada pakaian.
2) Cegah
penyebaran patogen ke pasien lain dan lingkungan.
g. Pembuangan
limbah
Cara pembuangan limbah dengan benar :
1) Pastikan pengelolaan
limbah yang aman.
2) Perlakukan
limbah yang terkontaminasi darah, cairan tubuh, sekret, dan ekskresi sebagai
limbah infeksius, berdasarkan peraturan setempat.
3) Jaringan
manusia dan limbah laboratorium yang secara langsung berhubungan dengan pemrosesan
spesimen harus juga diperlakukan sebagai limbah infeksius.
4) Buang alat
sekali pakai dengan benar
h. Perawatan
peralatan pasien
Cara merawat peralatan pasien, yaitu :
1) Peralatan yang
ternoda oleh darah, cairan tubuh, sekret, dan ekskresi harus diperlakukan sedemikian
rupa sehingga pajanan pada kulit dan membran mukosa, kontaminasi pakaian, dan
penyebaran patogen ke pasien lain atau lingkungan dapat dicegah.
2)
Bersihkan, disinfeksi, dan proses kembali perlengkapan
yang digunakan ulang dengan benar sebelum digunakan pada pasien lain
Tindakan pencegahan infeksi (PI) tidak terpisah dari
komponen-komponen lain dalam asuhan selama persalinan dan kelahiran bayi.
Tindakan ini harus diterapkan dalam setiap aspek asuhan untuk melindungi ibu,
bayi baru lahir, keluarga, penolong persalinan dan penolong kesehatan lainnya
dengan mengurangi infeksi karena bakteri, virus, dan jamur. Dilakukan pula
upaya untuk menurunkan risiko penularan-penularan penyakit berbahaya yang
hingga kini belum ditemukan pengobatannya, seperti missal hepatitis dan
HIV/AIDS. Tujuan tindakan-tindakan PI dalam pelayanan asuhan kesehatan :
a.
Meminimalkan infeksi yang diebabkan oleh
mikroorganisme.
b. Menurunkan
risiko penularan penyakit yang mengancam jiwa seperti hepatitis dan HIV/AIDS.
Adapun
upaya pencegahan yang dilakukan dalam usaha untuk mengurangi menurunkan
kejadian infeksi maternal antara lain :
1) Asuhan antenatal yang baik dan bermutu
bagi setiap wanita hamil guna deteksi dini faktor risiko kehamilan dan
kelahiran.
2) Peningkatan pelayanan, jaringan
pelayanan dan sistem rujukan kesehatan.
3) Peningkatan pelayanan gawat darurat
sampai ke lini terdepan.
4) Peningkatan status wanita baik dalam
pendidikan, gizi, masalah kesehatan wanita dan reproduksi dan peningkatan
status sosial ekonominya.
5) Menurunkan tingkat fertilitas yang
tinggi melalui program keluarga berencana.
Adapun upaya pencegahan yang dilakukan dalam usaha
untuk mengurangi menurunkan kejadian kematian neonatal antara lain :
1) Pemberian
kekebalan pada bayi baru lahir terhadap tetanus melalui imunisasi.
2) Perawatan
sederhana seperti pemberian air susu ibu ASI eksklusif pada bayi yang baru
dilahirkan hingga enam bulan ke depan sangat mencegah kematian bayi karena
kekurangan zat-zat anti infeksi yang dibutuhkan
3) Menganjurkan menikah pada usia
matang (tidak terlalu muda).
A. Kesimpulan
Pencegahan infeksi adalah cara yang paling menguntungkan agar tidak mudah terserang penyakit dan kekebalan tubuh dapat terjaga dari bermacam-maacam jenis penyakit.Untuk menjaga kekebalan tubuh kita bisa melakukan dengan bermacam cara, seperti : Cuci tangan, memakai perlengkapan pelindung, memproses alat bekas pakai, dan menjaga kebersihan.
Pencegahan infeksi adalah cara yang paling menguntungkan agar tidak mudah terserang penyakit dan kekebalan tubuh dapat terjaga dari bermacam-maacam jenis penyakit.Untuk menjaga kekebalan tubuh kita bisa melakukan dengan bermacam cara, seperti : Cuci tangan, memakai perlengkapan pelindung, memproses alat bekas pakai, dan menjaga kebersihan.
Kepada pembaca, khususnya mahasiswa
Akademi Kebidanan Yogyakarta agar lebih berhati-hati dalam menjaga kebersihan
diri, karena kuman dan penyakit tidak dapat terdeteksi oleh penglihatan mata
sehingga jika kita berkontak langsung dengan apapun hendaknya kita mencuci
tangan terlebih dahulu.